Deputi II Kemenpora Ajak Santri Kaya dengan Wirausaha

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 26 Des 2020 18:36 WIB

Deputi II Kemenpora Ajak Santri Kaya dengan Wirausaha

i

Deputi II Kemenpora saat memberikan materi secara daring dalam Workshop Pesantreneur. SP/MUHAJIRIN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Deputi II Kemenpora Dr KH. M.Asrorun Ni'am Sholeh, mengajak santri dan alumni Pondok Pesantren untuk terus memperbaiki nasib dan pemasukan pendapatan, dengan cara berwirausaha, kalau yang sudah supaya untuk terus ditingkatkan.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan materi dalam Workshop Pesantreneur 2020 Pelatihan Kewirausahaan Pesantren (Pesantreneur) di Masa Pandemi Covid-19, di Pondok Pesantren Idhotun Nasyi'in Dusun Depek, Desa Sugihwaras Kecamatan Kalitengah, Sabtu (26/12/2020).

Baca Juga: Songsong Pilbup, PKB Lamongan Segera Membentuk Desk Pilkada

Workshop dengan peserta santri dan alumni SMK dibawa naungan PP Idhotun Nasyi'in ini, Ni'am panggilan akrab Debuti Pengembangan Kepemudaan Kemenpora ini, sudah diteladankan oleh Baginda Rasulillah shallallahu alaihi wasallam jauh sebelum Baginda Rasulullah diangkat sebagai nabi dan rasul di usia 40 tahun.

Beliau lanjut Ni'am ditempa dengan jiwa kewirausahaan sejak usia 7 tahun, bahkan pada saat bersiap sedia usia belasan tahun beliau sudah terlibat proses ekspedisi ekspor-impor perjalanan ke luar negeri lebih dari 10 kali untuk kepentingan pengembangan jiwa kewirausahaan.

Mulai dari aspek peternakan kemudian barang perdagangan di dalam negeri perdagangan luar negeri, sampai kemudian di usia matang nya sampai usia pernikahan, Rasulillah di usia 25 tahun menikah dengan mahar yang begitu besar untuk ukuran waktu itu dan juga untuk ukuran saat ini.

"Rasulillah bisa seperti itu semuanya karena hasil dari berwirausaha," terangnya.

Karena itu ia terus mendorong kepada santri dan alumni, untuk terus membuka mengembankan wirausaha, karena wirausaha mempunyai peluang besar seseorang menjadi kaya.

Baca Juga: Horeee.. Siltap Pamong Desa di Lamongan Akhirnya Dicairkan Meski Hanya 1 Bulan

"Memberi perhatian terkait dengan aspek-aspek jiwa kewirausahaan bukan hanya soal kepemilikan harta tetapi soal komitmen membangun kemandirian diatas potensi dan bakat," katanya Minat dan bakat kata Ni'am menjadi penting untuk dikembangkan karena itu menjadi salah satu kunci membangun kewirausahaan.

Selain itu santri juga harus berani untuk memulai jangan hanya berangan-angan. Kalau wirausaha sudah dijalankan tentu akan membantu meningkatkan kesejahteraan tidak hanya untuk pengusaha tapi juga untuk masyarakat.

"Peningkatan ekonomi tidak sekedar sebagai tujuan tetapi itu sarana untuk menentukan kemanfaatan kita sebagai manusia, chairunnas anfa'uhum linnas sebaik-baik manusia sejauh mana kita memberikan manfaat secara lebih kuat kepada sesama manusia," jlentrenya.

Pengasuh PP Idhotun Nasyi'in KH. Abd Fattah saat membuka workshop menyebutkan, kalau alumni SMK di lingkungan Pondoknya sudah menyebar dan bekerja dimana-mana dan peserta workshop ini termasuk 65% dari tamatan SMK idhotun nasyiin yang sudah tkeluar dan juga dari masyarakat di sekitar ini.

Baca Juga: Gerindra Isyaratkan Usung Kader Sendiri di Pilbup Lamongan

"Saya berharap dengan adanya pelaksanaan workshop kewirausahaan di masa covit-19 ini, agar benar-benar disimak dan diperhatikan, hasilnya agar bisa diaktualisasikan untuk membuka wirausaha yang belum, yang sudah agar ditingkatkan," pintanya.

Karena lanjutnya, pada masa-masa covid-19 sekarang ini adalah kondisi yang sangat rawan, apalagi pekerjadi pabrik banyak yang terpapar dan di rumahkan, dan berwirausaha adalah solusi untuk menghadapi problem yang dihadapi oleh masyarakat saat ini, karena covid.

Sementara itu, dalam workshop pesantreneur ini, selain menghadirkan Debuti II sebagai pemateri, juga menghadirkan Drs Imam Gunawan Debuti Kewirausahaan, Dr. H. Ahmad Iwan Zunaih, MM anggota DPRD Provinsi Jatim, Dr. Sulanam Dosen UINSA Surabaya, Muhajiri, SH Wartawan Harian Surabaya Pagi, dan Nova Hari Saputro, S.pd Kepsek SMK Idhotun Nasyi'in. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU