Lewat Sura-Bali 2020, 11 Mahasiswa Mancanegara Belajar Seni Budaya Jatim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Nov 2020 19:51 WIB

Lewat Sura-Bali 2020, 11 Mahasiswa Mancanegara Belajar Seni Budaya Jatim

i

Konsorsium Sura-Bali tetap berlangsung secara daring mulai 16 hingga 27 November 2020. SP/BYTA

 

SURABAYAPAGI, Surabaya - Meski masih dalam masa pandemi, konsorsium Sura-Bali tetap berlangsung secara daring mulai 16 hingga 27 November 2020, di tiga Universitas yang berada di Surabaya dan Bali.

Baca Juga: Penggunaan Face Recognition Sebagai Sistem Keamanan

Sura-Bali 2020 diselenggarakan bersama oleh Universitas Kristen Petra (UK Petra), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Udayana (Udayana) sebagai wadah untuk memperkenalkan dan merasakan budaya masyarakat Indonesia kepada pemuda di seluruh dunia.

"Tahun ini tidak ideal seperti yang direncanakan, karena tidak dapat berkumpul dan untuk merasakan langsung budaya kami begitu juga sebaliknya, karena pandemi COVID-19. Apresiasi saya untuk semua peserta yang datang dari 11 negara berbeda, mulai dari Asia, Eropa dan Afrika, dan tentunya dari Indonesia," terang Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M. Eng., selaku rektor UK Petra saat memberikan sambutannya secara daring dalam pembukaan di UK Petra.

Konsorsium ini sendiri telah berlangsung sejak tahun 2018, namun kali ini diadakan virtual dengan konsep community immersion. Peserta kali ini mencapai 183 peserta dari 11 negara mulai dari Malaysia, India, Tanzania (East Africa), Lithuania (Europe), Pakistan, Philippines, Myanmar, Bangladesh, China-Hongkong, Turki dan Indonesia.

"Kegiatan pembelajaran Sura-Bali diadakan secara bergantian di tiga universitas. Sebelumnya mereka belajar di Unud dan Unair. Baru kemudian terakhir di UK Petra. Terbagi dalam enam sesi pembelajaran online/virtual, para peserta diajak mengenal beberapa budaya, seni serta cara mengembangkan potensi komunitas setempat," kata Sherly De Yong, S.Sn., M.T., selaku PIC acara Sura-Bali 2020. 

UK Petra berfokus pada materi Urban Indo Art & Design yang dipegang oleh Fakultas Seni dan Desain pada tanggal 20-21 November 2020.

IMG-20201121-WA0020IMG-20201121-WA0020

Baca Juga: Unair Terima 1.760 mahasiswa Melalui Jalur SNBP 2023

Pada hari pertama membahas potensi kota dan desa dalam membangun budaya, seni dan desain. Sedangkan hari kedua akan membahas mengenai komunitas batik Jawa Timur - seni sarong, filosofi dan seni kuliner Jawa Timur.

Secara keseluruhan para mahasiswa ini harus mengikuti 27 jam pembelajaran online, 31 jam pembelajaran secara mandiri dan 31 jam proyek yang dikerjakan secara berkelompok. Kegiatan secara daring ini berupa kuliah, diskusi kelompok, workshop dan pembelajaran lapangan study field.

Lanjutnya, program UK Petra, peserta diajak mengenal dan memahami seni dan budaya dalam konteks desa dan kota.

Seperti pada hari kedua, para peserta diajak belajar mengenai budaya batik dan transformasinya dan filosofi Sarong (kain batik yang kedua ujungnya dijahit membentuk lingkaran dengan keliling kurang lebih 2 meter).

Baca Juga: Rektor Unud Bali, Alumni ITS, Dibidik Korupsi dan Pungli Rp 443 M

"Materi ini dibawakan oleh Dr. Ir. Lintu Tulistyantoro, M.Ds. Uniknya, akan ada pembelajaran secara langsung bagaimana cara memakai kain batik. Sehingga para peserta kami minta menyiapkan sebuah kain dari rumah mereka masing-masing dan belajar untuk menggunakan kain panjang dalam budaya Jawa Timur," tambah Sherly.

Meski secara daring, kuliah dikemas sangat menarik seperti talk show sehingga tidak membosankan dan melelahkan. Proyek akhirnya pun para mahasiswa diminta membuat video atau podcast tentang apa yang sudah dipelajari di Sura-Bali.

“So far today event was fun, I get excited to know about the Java East culture, the tradition and the city," pungkas Nur Fatin Aqilah dari Universiti Teknologi MARA Malaysia.  (byt) 



Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU