Pembangunan Rumah Bersubsidi Kota Probolinggo Mengecewakan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 11 Okt 2020 16:12 WIB

Pembangunan Rumah Bersubsidi Kota Probolinggo Mengecewakan

i

Salah satu rumah subsidi di Kota Probolinggo. SP/ RB

SURABAYAPAGI.com, Probolinggo - Pembangunan perumahan bersubsidi di Kota Probolinggo menjadi perhatian untuk sejumlah kalangan menengah kebawah sangat kurang diperhatiakn. Salah satunya, karena bangunan rumah dinilai terlalu sempit.

Hal tersebut dijelaskan oleh Plt Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Probolinggo Ririn Meiriat menyampaikan bahwa menurutnya, lahan perumahan di Kota Probolinggo kecil-kecil hal itu beberapa waktu lalu.

Baca Juga: 1000 Pohon Mangga Manalagi akan Ditanam di Kawasan Kota Probolinggo

“Luas lahan perumahan di Kota Probolinggo itu ukurannya kecil-kecil. Sebagai perbandingan, saya berasal dari Sidoarjo. Di daerah saya rumah rata-rata menempati lahan seluas 90 meter persegi,” ujarnya.

Mengenai masalah luas lahan ini sangat penting sebab, berkaitan dengan kerapatan bangunan. Salah satunya adalah pemenuhan syarat rumah sehat, seperti ketersediaan septictank maupun air bersih.

Ketua Paguyuban Pengembang Perumahan Probolinggo Raya John Herry C. Rondnuwu menjelaskan, luas tanah dan bangunan untuk rumah besubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sudah ditetapkan pemerintah Pusat.

Baca Juga: BPBD Probolinggo Salurkan Bantuan untuk Korban Rumah Roboh

“Kendalanya bagi pelaku usaha properti untuk menambah luas lahan yaitu, tidak boleh melebihi harga yang sudah ditetapkan pemerintah. Di Probolinggo ini harga rumah bersubsidi ditetapkan Rp 150 juta,” terangnya.

Dengan tipe bangunan 36/40, luas tanah yang bisa diterapkan di kisaran 60-70 meter persegi. “Bangunan dengan luas tanah 90 meter persegi itu masuk kategori rumah premium. Bukan rumah bersubsidi,” terangnya.

Kendala lain menurut John, saat ini harga tanah di Kota Probolinggo cukup mahal. Bahkan, harga tanah pertama dari petani tidak lagi murah.

Baca Juga: Pemkab Probolinggo Alokasikan Rp 2 M untuk Tekan Inflasi

Dan solusi untuk mengatasi limbah rumah tangga harus disesuaikan dengan kebijakan daerah seperti septictank komunal. Kemudian untuk rumah di kota diarahkan agar air bersih langsung menggunakan PDAM, bukan air sumur. Dsy15

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU