Rencana Pemanfaatan BLC Jadi Sarana Belajar Daring Dinilai Tidak Optimal

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 28 Jul 2020 18:25 WIB

Rencana Pemanfaatan BLC Jadi Sarana Belajar Daring Dinilai Tidak Optimal

i

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr. Akmarawita Kadir., M.kes

SURABAYAPAGI, Surabaya - Rencana pembuatan Broadband Learning Center (BLC) dengan anggaran 11 M oleh Pemerintah Kota Surabaya yang tersebar di 24 Kecamatan, yaitu di wilayah Surabaya Utara sebanyak 11 titik, Surabaya Selatan sebanyak 14 titik, Surabaya Pusat sebanyak 6 titik, Surabaya Timur  sebanyak 16 titik, dan Surabaya Barat sebanyak 7 titik dari 31 Kecamatan di Kota Surabaya.

Menurut Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya sekaligus Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr. Akmarawita Kadir., M.kes rencana tersebut tidak optimal.

Baca Juga: Gelar Kompetisi Meracik Kopi, NESC Tingkatkan Ketrampilan Barista Surabaya

"Saya rasa ini tidak optimal, ini tujuannya harus jelas dulu diperuntukan untuk siapa, kalau memang diperuntukan untuk siswa-siswa dalam proses pembelajaran  pengadaan ini sangat tidak tepat sasaran, karena pertama pasti akan timbul permasalahan baru seperti penumpukan siswa di tempat-tempat tersebut" ungkapnya

Melihat jumlah yang sangat terbatas dibandingkan dengan siswa-siswa dari keluarga tidak mampu dan terdampak Covid-19, Akmarawita menilai hal ini bisa menimbulkan cluster baru.

"Internet dan perangkat juga bisa di pakai oleh orang lain, bukan untuk khusus siswa saja, jadi sangat tidak efesien" ucapnya.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Berolahraga dan Bersenang-senang, AKG Entertainment Gelar Pokemon Run 2024 di Surabaya

Lanjutnya, Akmarawita menjelaskan bila ingin membantu permasalahan mengenai ketersediaan HP dan ketersediaan Pulsa untuk masyarakat kota surabaya yang tidak mampu dan terdampak covid-19, maka dinas pendidikan harus mempunyai data khusus untuk siswa-siswa tersebut.

"Nah siswa-siswa ini yang harusnya di intervensi atau dibantu, maka bisa langsung tepat sasaran, tidak mubazir pelaksanaannya" jelasnya.

Baca Juga: THR Dapat Dongkrak Produktivitas dan Industri Rumah Tangga

Dalam kasus ini, Pemerintah Kota dinilai harus hadir dengan bekerjasama dengan provider tertentu. Para siswa yang sudah di data  diberikan bisa id khusus dimana ketika siswa tersebut menggunakan id khusus ini.

"Maka siswa ini terbebas  dari biaya kuota dalam artian free quoata. Siswa -siswa yang sudah di data oleh dinas pendidikan juga bisa bantu untuk dibelikan HP atau Smartphone.  Kalau ini dilaksanakan pasti tepat sasaran, dan sangat membantu permasalahan siswa-siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu atau terdampak covid-19" pungkasnya. Byt

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU