'Sepi Koyok Kuburan, Dagangan Gak Laku, Dibuang'

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Nov 2020 21:37 WIB

'Sepi Koyok Kuburan, Dagangan Gak Laku, Dibuang'

i

Salah satu pedagang di dalam lantai 1 Sentra Ikan Bulak (SIB) berjualan kerupuk tetap berjualan meski setiap harinya sepi tak ada pembeli. SP/Patrick Cahyo

Keluh Kesah Pedagang Iwak Sentra Ikan Bulak

 

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Sejak diresmikan Desember 2012, situasi sepi Sentra Ikan Bulak (SIB) di Kecamatan Bulak, Surabaya, tidak beranjak. Meski Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pernah turun langsung untuk menggairahkan kondisi stand dan membangun Jembatan Suroboyo Kenjeran untuk mendongkrak perekonomian kawasan pesisir. Namun, Sentra Ikan Bulak yang berlokasi di Jalan Bulak Cumpat, No. 1, Surabaya masih tetap tak diminati pembeli. Ada apa?

Seperti yang dikatakan oleh Lutfia (37), salah satu pedagang kerupuk di SIB yang ditemui tim harian Surabaya Pagi dan SURABAYAPAGI.com, Kamis (5/11/2020).  Pengakuannya penjualannya sangat sepi, khususnya hari normal tidak ada pemasukan. “Hari libur seperti ini masih untung – untung dapat pemasukan, berbeda dengan hari biasa mas sepi pengunjung. Meskipun sedikit tetap dijalani daripada tidak sama sekali,”ungkapnya.

Lutfia mengaku, pendapatannya pun tak menentu. Apalagi saat ini terkena pandemi Covid-19. Bahkan, menjelang lebaran Idul Fitri 1441 H lalu saja, omsetnya turun drastis. “Lebaran kemarin yang biasanya ada yang beli, anjlok. Apalagi ini ada tante corona pasaré tambah sepi koyok kuburan. Sebelumnya ada pandemi masih bisa bawa pulang penghasilan Rp 1 juta – Rp 2 juta,” katanya.

Ia menambahkan saat ini yang masih aktif menempati Sentra Ikan Bulak terdapat 6 orang dilantai satu, hari biasa hanya ada 4 orang dikarenakan masih sepi, sebagian pedagang tidak berjualan.

Kondisi seperti ini, rata – rata pedagang pindah ke rumahnya untuk berjualan serta dipinggir jalan yang sering dilewati orang. “Selain itu mereka memperhitungkan modal dan barang dagangannya agar tidak dibuang, soalnya dagangan ada batas waktunya kalo udah tidak bisa dijual ya dibuang,” ungkapnya.

Pedagang meminta pada pengelola Sentra Ikan Bulak agar para pedagang bisa berjualan lagi dan pasar wisata ini bisa ramai kembali. “Kita tidak meminta muluk - muluk ke pengelola, wong kita jualan. Masa cuma disini makan tidur makan tidur terus . Saya berharap agar pengelola bisa menjadikan pasar ini ramai kembali dan memperhatikan pedagang supaya bisa jualan lagi,” tandasnya.

Sama halnya juga diungkapkan, Minah (46), pedagang di SIB. Minah mengatakan, sepinya pedagang dan pembeli ini sudah lama terjadi, karena para pedagang dan pembeli, merasa nyaman langsung di pinggir jalan. "Bagaimana mau ramai kalau penjualnya saja tidak ada, banyak teman-teman yang memilih berjualan dipinggir jalan. Karena langsung ketemu pembeli," aku Minah, Kamis (5/11/2020).

Minah menambahkan, SIB hanya ramai ketika hari Minggu atau hari libur. Saat hari biasa pengunjung yang datang hanya satu dua orang, yang berimbas pada pendapatan. Bahkan, dengan adanya Jembatan Suroboyo, tidak juga bisa mengangkat perekonomian kawasan tersebut. “Bahkan baik sebelum ada jembatan atau sesudah ada jembatan yah gak pengaruh mas. Jik sepi. Makanya saya berharap pemimpin selanjutnya bisa memperhatikan nasib kami,” jawab Minah.

Baca Juga: Mengatasnamakan Media Nasional, Warga Lamongan Diperas Wartawan Gadungan

 

Konsep SIB Tak Cocok untuk Pesisir

Hal serupa diucapkan oleh Nurul, warga sekitar SIB, banyak pedagang yang enggan berjualan di komplek SIB dikarenakan konsep pembangunan SIB dinilai kurang cocok dengan pedagang yang hidup di pesisir.

"Kalau saya melihat keberadaan SIB kurang pas dengan masyarakat sekitar. Untuk sentra ikan harusnya bukan stand seperti ini, bukan seperti orang jual sayur dengan sekat kecil-kecil. Akhirnya banyak penjual dan pengunjung yang gak mau masuk," ucap Nurul.

Nurul mengimbuhkan, kini para pedagang lebih banyak yang tidak berjualan di SIB dan lebih banyak memilih berdagang di depan rumah masing-masing.

Baca Juga: Unesa Terima 4.733 Camaba Lewat Jalur SNBP 2024

Setidaknya, ada beberapa titik yang menjadi tempat jualan pedagang di pinggir jalan raya itu. Satu titik ditempati hingga empat pedagang. Mereka persis membuka stand baru di depan rumah. Belum diketahui apakah rumah itu milik pedagang atau bukan.

Bahkan ada beberapa pedagang yang berjualan di tepi jalan raya Sukolilo menuju Jembatan Suroboyo itu membuka lapaknya tepat di halaman sebuah toko. Karena persis di tepi jalan, sejumlah pembeli dengan mudah mampir di stand ikan asap tepi jalan ini.

Sementara itu, Bambang staf pengelola SIB menerangkan, selain pandemi Covid-19, pihak pengelola mengurangi kapasitas pengunjungnya dikarenakan SIB sangat berdekatan dengan tempat wisata.

"Memang pengunjungnya menurun hingga 30%, karena pihak staf pengelola membatasi. Selain berdekatan dengan tempat wisata, kami mengurangi angka perkerumunan di pandemi Covid19. Otomatis penghasilan pedangan pun juga ikut menurun," ujar Bambang, kemarin.

Akan tetapi untuk proses pengasapan ikan masih tetap berlanjut. Karena masih suplai beberapa pasar di sidoarjo, dan beberapa pasar di Surabaya. tyn/pat/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU