Tak Lama Lagi, Indonesia bisa Resesi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 23 Jul 2020 21:56 WIB

Tak Lama Lagi, Indonesia bisa Resesi

i

Gambar visual by SP

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pada kuartal III tahun 2029 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan tidak negatif. Bila negatif, Indonesia bisa masuk resesi.
Demikian dijelaskan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, di tengah kegiatan rilis survei yang dilakukan Indikator Politik secara daring, di Jakarta, Kamis kemarin (23/7).
Menurut Eddy, pandangan itu disampaikan para elite PAN dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/7).
Bahkan, tambah Eddy, tim pakar ekonomi PAN mewanti-wanti Jokowi soal ancaman resesi ekonomi. Dalam pertemuan itu selain pengurus PAN, juga dihadiri para tetua PAN yang ahli di bidang ekonomi, seperti Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa.

Saran PAN ke Jokowi
Dalam pertemuan tertutup itu, para elite PAN memberi sejumlah saran. Pertama, soal kekompakan kabinet dalam mengelola krisis ekonomi akibat pandemi virus corona.
PAN juga mengkritik kinerja para menteri yang mengurusi ekonomi. Terutama urusan bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Salah satu yang kita coba berikan adalah masalah koordinasi dan harmonisasi antara kementerian, khususnya di bidang ekonomi, dengan BI dan OJK," tuturnya.
Selain itu, PAN juga mengingatkan Jokowi soal bantuan sosial (bansos) yang tak menghidupkan ekonomi masyarakat.
Zulhas dkk mengkritik langkah pemerintah yang hanya melibatkan perusahaan besar dalam penyediaan bansos. PAN sendiri, kata Eddy, lebih sepakat bansos saat ini diganti dengan uang tunai.
"Ini perlu evaluasi, sementara UMKM bisa bergerak kalau dilakukan kegiatan ekonomi, apalagi kalau masyarakat pegang uang," tutur Eddy.

Ekonomi Kuartal II Kontraksi
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2020 akan mengalami kontraksi, dengan level terendah pada Mei 2020.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan perkiraan tersebut dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020, sejalan dengan dampak kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
BI juga memprediksi pemulihan ekonomi dunia akan lebih lama dari prakiraan sebelumnya, sejalan kontraksi perekonomian global yang berlanjut. Kondisi ini didorong oleh peningkatan kembali penyebaran Covid-19 di beberapa negara serta mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan.  erc/jk

Baca Juga: Kesimpulan Paslon 01 dan 03: Sumber Masalahnya, Gibran dan Cawe-cawenya Jokowi

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU