Home / Peristiwa : Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Waspada, Cuaca Ekstrem Hingga Februari

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 21 Jan 2021 22:06 WIB

Waspada, Cuaca Ekstrem Hingga Februari

i

Suasana kota Surabaya bagian barat di lihat dari salah satu gedung bertingkat di kawasan HR Muhamad Surabaya, Jawa Timur diselimuti awan gelap. Sp/julian

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2021.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

“Masyarakat diimbau untuk tetap waspada potensi cuaca ekstrem dan diminta untuk selalu update informasi cuaca dari kanal-kanal informasi BMKG,” kata Guswanto Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Kamis (21/1/2021).

Selain itu, ketika ada kejadian fenomena cuaca esktrem water spout atau puting beliung, masyarakat juga diimbau berhati-hati dengan tidak mendekati area kejadian guna menghindari risiko yang lebih buruk.

Oleh karena itu, potensi hujan lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang bahkan puting beliung masih perlu diwaspadai pada periode tersebut.

Ia menambahkan fenomena “water spout” terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (Cb). Kendati demikian, tidak semua awan Cb dapat menimbulkan fenomena tersebut tergantung pada kondisi labilitas atmosfer. “Ada kondisi tertentu seperti ketika kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu mengindikasikan udara sangat tidak stabil,” ujar dia.

 

Februari, Puncak Musim Hujan

Hal senada juga diungkapkan Kepala Stasiun Klimatologi Malang Anung Suprayitno, Kamis (21/1/2021). “Secara umum diprakirakan kondisi anomali suhu muka laut (SST) di perairan selatan Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara cenderung dominan normal sehingga kurang berpengaruh pada potensi penguapan di wilayah Jawa Timur,” katanya.

Sedangkan, suhu muka laut di Pasifik Tengah diprediksi masih didominasi anomali negatif pada Februari hingga Maret 2021 dan kemudian mulai meluruh pada April – Juli 2021. Suhu muka laut Perairan Indonesia khususnya sekitar Pulau Jawa diprakirakan dominan pada kisaran normalnya di periode Februari – April 2021 sehingga potensi penguapan kurang signifikan.

Baca Juga: Mengatasnamakan Media Nasional, Warga Lamongan Diperas Wartawan Gadungan

“Melihat perkembangan dinamika atmosfer – laut yang memengaruhi wilayah Indonesia, dapat disimpulkan terjadi peningkatan curah hujan pada Februari 2021 seiring memasuki periode puncak musim hujan 2020/2021 di beberapa wilayah,” tegasnya.

 

Bencana Hidrometeorologi

Sedangkan, BMKG Tanjung Perak Sutarno saat dikonfirmasi apakah akan terjadi potensi bencana hidrometeorology, Sutarna mengaku akan ada. Namun menurutnya, bencana tersebut tidak akan separah seperti yang terjadi di wilayah Manado dan Banjarmasin.

"Untuk potensi banjir semua daerah ada karena memang sekarang masuk puncak musim hujan di Januari sampai Februari. Untuk kota Surabaya Insyaa Alloh aman," katanya

Baca Juga: Unesa Terima 4.733 Camaba Lewat Jalur SNBP 2024

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan kemiringan lebih dari 35°, ia meminta untuk selalu berwaspada karena kemungkinan akan terjadi longsor.

"Kemudian yang tinggal di lembah atau bantaran sungai waspada banjir bandang. Kalau (untuk) gempa tidak bisa diprediksikan kapan akan terjadi yg penting waspada dan mitigasinya," ucapnya

Sementara itu untuk perkiraan cuaca di perairan wilayah Jatim, ia mengaku berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Untuk ketinggian gelombang laut di selat Madura sendiri antara 0,5 meter hingga 1,25 meter. Sementara di laut Jawa bagian timur, tinggi gelombang antara 0,8 meter hingga 2 meter.

Ia juga mengingatkan akan terjadi gelombang tinggi yang mencai 3,3 meter di samudra Hindia selatan Jatim. "Tekanan rendah memang memicu peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada peningkatan ketinggian gelombang. Tapi tetap kita pantau perkembangannya, biasanya memang di bulan januari kondisi gelombangnya cenderung lebih tinggi," pungkasnya. mbi/sem/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU