Produk Indonesia Ditargetkan Penuhi 30% Kebutuhan Jemaah Haji RI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 05 Feb 2023 12:20 WIB

Produk Indonesia Ditargetkan Penuhi 30% Kebutuhan Jemaah Haji RI

i

Indonesia Hajj Expo 2023. Foto: Kemenag.

SURABAYAPAGI.COM, Jeddah - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Arab Saudi memasang target produk Indonesia mampu memenuhi 30 persen kebutuhan para jemaah haji di Arab Saudi. Adapun saat ini porsi produk Indonesia sendiri untuk pasar jemaah haji masih di angka 10 persen.

Angka tersebut dinilai masih sangat kecil karena nilai makanan dan minuman yang dikonsumsi jemaah haji Indonesia mencapai Rp500 miliar.

Baca Juga: Tampil Beda, Ronaldo Pakai Gamis dan Bawa Pedang Scimitar

Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono mengatakan, KJRI terus berupaya membuka kran ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi. Hal tersebut menjadi program strategis mengingat jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar di dunia.

"Kami targetkan dalam tiga tahun ke depan, kita bisa penuhi 30 persen kebutuhan makanan dan minuman untuk jemaah haji kita," kata Eko, Sabtu (4/2/2023).

Guna mencapai target 30 persen itu, salah satu langkah yang dilakukan KJRI yaitu menggelar Indonesian Hajj Expo (IHE).  IHE digelar dua hari yakni 1-2 Februari 2023 di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI, Jeddah.

Kegiatan tersebut diikuti 21 eksportir Indonesia dan 9 importir produk Indonesia di Arab Saudi. Selain itu, turut ikut sekitar 40 perusahaan penyedia layanan katering di Saudi, baik dari Makkah maupun Madinah.

"Lebih 300 pengunjung hadir dalam IHE 2023. Selain eksportir Indonesia, importir Saudi, dan katering Saudi, hadir juga Kadin Indonesia, Kadin Makkah, dan Jeddah serta perwakilan dari Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, dan KKP," jelasnya.

Dengan mempertemukan calon supplier Indonesia dengan pengguna dari Saudi, Eko berharap akan tercapai kesepakatan dagang dengan harga dan kualitas produk yang baik untuk haji, khususnya untuk makanan dan minuman.

Eko menilai, IHE 2023 mendapat sambutan positif dari Arab Saudi, khususnya para importir. Namun, pihak eksportir Indonesia harus bisa memenuhi persyaratan agar produknya bisa masuk, terutama dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA). Pasalnya, tanpa sertifikasi SFDA, produk Indonesia sulit masuk, sehingga itu harus segera diselesaikan.

"Sebagian dalam proses, seperti beras dan ikan. Ke depan, kami sudah minta pengusaha kita untuk terus proses perijinan untuk produk-produk lainnya sehingga tahun-tahun berikutnya dapat masuk Saudi dan bisa dipakai haji," ujarnya.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo, Non Muslim Main Bola di Kota Suci Makkah

Upaya KJRI Jeddah tersebut mendapatkan dukungan dan apresiasi dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief. Hilman menyebut, program tersebut selaras dengan misi PHU dalam menguatkan ekosistem ekonomi haji. Ia menuturkan, dimensi penyelenggaraan haji tidak hanya ibadah, tapi juga perniagaan.

"Kami di Indonesia juga sudah tiga kali mengadakan pameran sejenis. Semoga ekosistem ekonomi haji di Indonesia makin kuat," kata Hilman saat pembukaan IHE 2023 di Jeddah.

Sementara itu, hal senada juga disampaikan International Trade and Promotion Center (ITPC) KJRI Jeddah, Rivai Abbas. Menurutnya, sebagai pengirim jamaah haji dan umrah terbesar di dunia, saat ini penggunaan produk Indonesia masih minim. Hal itu terlihat dari jumlah produk yang digunakan saat musim haji.

"Para perusahaan penyedia layanan katering dan muassasah masih lebih banyak menggunakan produk negara lain seperti Thailand, Vietnam, China, dan lainnya," ujar Rivai.

Menurut Rivai, jumlah penggunaan produk Indonesia yang masih minim disebabkan oleh kurang kompetitifnya harga dan kualitas produk Indonesia. Selain itu, penyebab lainnya yakni kurangnya informasi yang didapat para penyedia layanan terkait konsumsi, transportation, dan akomodasi.

Baca Juga: Kemnaker Amankan PMI di Arab Saudi yang Viral Minta Dipulangkan

"Pasar haji merupakan captive market sekaligus entry point bagi produk-produk Indonesia, khususnya UKM. Sebab, dalam penyelenggaraan haji, pemerintah Indonesia dapat melakukan enforcement terhadap para penyedia layanan untuk menggunakan produk Indonesia," terangnya.

“Biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah/jamaah haji Indonesia di Arab Saudi seharusnya bisa memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku usaha di Indonesia. Apalagi, jemaah Indonesia dikenal sebagai fanatik dan loyal  terhadap makanan Indonesia," imbuhnya.

Rivai pun menargetkan hal yang sama dengan Konjen Eko Hartono. Dimana dalam jangka pendek, ia menargetkan ada 30 persen produk Indonesia yang digunakan dalam memenuhi layanan jemaah haji tanah air. Ke depan, produk Indonesia diharapkan makin dikenal para penyedia layanan, baik konsumsi, transportasi, maupun akomodasi. Sehingga, seluruh kebutuhan jemaah haji dapat dipenuhi dari Indonesia.

"Alhamdulillah, antusiasme peserta dan pengunjung IHE 2023 sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari potensi transaksi sementara yang dihasillkan dalam pameran ini yang mencapai lebih dari 4,8 juta USD," pungkasnya. jdh

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU