Penggunaan Face Recognition Sebagai Sistem Keamanan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 11 Mei 2023 08:35 WIB

Penggunaan Face Recognition Sebagai Sistem Keamanan

i

R. Fauzan Wisnuwardhana P. S. (Mahasiswa Program Studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan, Universitas Airlangga, Surabay). SP/ AIDA

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Saat ini teknologi terus berkembang dengan cepat, begitu juga dengan sistem keamanan digital. Dalam dunia keamanan digital saat ini pun telah semakin canggih dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau yang biasa dikenal sebagai kecerdasan buatan. Teknologi kecerdasan buatan ini sedang ramai-ramainya dibicarakan orang, karena kehadirannya yang sangat mempermudah pekerjaan seseorang. Dengan kata lain, AI juga memberikan kontribusi banyak kontribusi di dalam kehidupan manusia. Selain mempermudah, AI juga dapat digunakan untuk memberi rasa aman bagi manusia dan masyarakat. Salah satu contoh penggunaan teknologi kecerdasan buatan adalah Face Recognition, Face Recognition ini menggunakan kecerdasan buatan untuk memindai dan mengidentifikasi data yang ada di database.

Tulisan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan sekilas tentang teknologi AI dan prospek kedepannya bagi masyarakat, utamanya tentang kegunaan AI bagi bidang keamanan. Pada tulisan ini, akan disinggung salah satu bagian dari AI dan penggunaannya sehari-hari yang biasa ditemui, dan bahkan tidak disadari bahwa masyarakat telah menggunakannya.

Baca Juga: Kota Surabaya Raih Skor Tertinggi, Penghargaan Penyelenggaraan Pemerintah Berkinerja Tinggi

Cara kerja 

Secara umum, Face Recognition merupakan sistem identifikasi keamanan yang berbasis biometrik. Face Recognition dianggap lebih efektif dibanding dengan teknologi biometrik lainnya, karena hanya dengan melihat wajah saja kita sudah dapat terverifikasi oleh sistem. Namun, tidak serta-merta data kita berada dalam database, kita harus menginputkannya terlebih dahulu. Jadi sebelum kita menggunakannya pasti kita harus mengisikan data kita agar tercatat dalam database dan dapat terverifikasi oleh sistem.

Face Recognition ini memiliki cara kerja seperti kita menggunakan telepon selular (ponsel) atau tablet yang memiliki fitur kunci biometrik pengenalan wajah. Sebagai pengguna sebelum menggunakan fitur penguncian tersebut kita diminta untuk memasukkan data wajah ke sistem ponsel, lalu ponsel akan mengidentifikasi wajah yang sudah dimasukkan tadi sebagai wajah yang cocok untuk membuka kuncinya. Lebih rincinya, Face Recognition melalui beberapa tahapan sebelum sistem tersebut berhasil mengidentifikasi wajah.

Tahap pertama yaitu Face Detection, kamera akan mendeteksi apakah yang ada pada lensa terdapat wajah atau tidak. Banyak yang mengira kalau Face Detection dan Face Recognition merupakan satu hal yang sama. Cara mudah untuk membedakannya yaitu Face Detection hanya mendeteksi objek yang ada di kamera merupakan wajah atau tidak, sedangkan untuk Face Recognition untuk mengenali wajah siapa yang berada di depan kamera.

Tahap kedua yaitu Face Analysis, pada tahapan ini wajah yang sebelumnya sudah ditangkap akan dianalisis oleh sistem. Sistem akan menganalisis geometri wajah seperti jarak antar mata kanan dan kiri, jarak kedua alis, dan sebagainya. Bisa juga analisis seperti bentuk hidung, bentuk bibir, pori-pori, warna kulit, dan hal hal yang dapat menjadi ciri khas orang tersebut.

Tahap ketiga yaitu Face Verification, wajah yang sudah dianalisis oleh sistem tadi akan dikonversi menjadi data-data agar sistem lebih mudah untuk melakukan pencocokan. Data-data yang dimaksud adalah data yang berbasis matematika yang nantinya akan diterjemahkan oleh database.

Tahap keempat yaitu Face Identification, sesuai Namanya wajah yang sudah diubah menjadi data akan diidentifikasi secara menyeluruh mulai dari kontur wajah, tekstur wajah, hingga geometris wajah. Lalu sistem akan menilai apakah wajah tersebut cocok atau terdaftar dalam database atau tidak.

Tahap kelima, atau tahapan terakhir ini akan menunjukkan wajah yang sudah teridentifikasi dan ditangkap adalah benar atau cocok seperti yang ada pada database. Kemudian sistem akan mengkonfirmasi apakah wajah sesuai identitas atau tidak, setelah itu sistem baru dapat mengambil keputusan kalau yang ditangkap dapat mengakses atau tidak.

Contohnya yaitu seperti membuka kunci pada ponsel yang menggunakan sistem keamanan pemindai muka. Sebelum ponsel dapat terbuka, lima tahapan di atas lah yang dilakukan oleh sistem pada ponsel sebelum akhirnya ponsel mengenali kita dan memberikan kita akses untuk menggunakan ponsel tersebut.

Implementasi pada Masyarakat

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

Face Recognition sudah banyak digunakan di masyarakat seperti untuk sistem keamanan pada ponsel, sistem absensi, akses ke sebuah ruangan, dan sistem keamanan pada Mobile Banking. Pada beberapa negara maju pihak kepolisian sudah menerapkan teknologi ini, dengan memasang kamera CCTV di setiap sudut. Ketika terjadi tindak kriminal, pihak kepolisian dengan cepat melacak terduga pelaku kejahatan yang terekam CCTV tersebut oleh sistem yang dibangun oleh kepolisian, karena wajah pelaku terdaftar dalam database kepolisian.

Ilustrasi lain yang menggambarkan bagaimana AI bekerja, seperti pada film “Cars 2”, yang dalam alur ceritanya mengulas bagaimana penggunaan teknologi Face Recognition untuk mengenali siapa saja yang berada di suatu lokasi tertentu. Film yang disutradarai oleh John Lasseter dan Bradford Lewis ini menceritakan tentang Lightning McQueen yang sudah tidak mau ikut balapan setelah memenangkan Piston Cup sebanyak empat kali. Namun bukan Lightning McQueen lah yang menggunakan teknologi Face Recognition ini, melainkan agen mata-mata profesional Inggris dan Mater yang tidak sengaja terlibat bersama mereka. Agen mata-mata tersebut menggunakannya untuk melihat identitas asli dari penyamaran musuh. Jadi hanya dengan melihat ke arah mobil yang dicurigai sedang menyamar langsung muncul identitas asli mobil tersebut. Prinsip ini kurang lebih sama dengan apa yang ada pada dunia nyata.

AI di Masa Depan

Semua akan Artificial Intelligence (AI) pada waktunya, mungkin ucapan tersebut yang akan berlaku dari sekarang hingga 10 tahun ke depan. Ada asumsi bahwa di masa depan, semua aspek kehidupan akan menggunakan AI. Sekarang ini, Pemerintah Indonesia saja sedang mengembangkan Big Data kependudukan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Program Nasional “Satu Data Indonesia” atau yang bisa disingkat juga SDI. Proyek besar tersebut akan dapat menjadi basis data bagi penggunaan AI, khususnya dalam konteks penggunaan AI bagi keamanan. Bagaimana tidak, dengan penerapan data yang terhubung satu sama lainnya akan sangat berguna untuk sumber data. Di sisi lain, data pribadi pun menjadi sesuatu yang dilindungi sebagaimana diatur oleh UU Nomor 27 tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.

Mungkin bagi masyarakat Indonesia penggunaan AI masih cukup awam, tapi jika kita mulai perlahan mempelajari bagaimana cara AI bekerja, kita akan terbiasa olehnya. Di masa depan mungkin saja semuanya pekerjaan digantikan oleh robot atau AI. Oleh karena itu jika kita paham bagaimana cara sistem itu bekerja kita dapat meminimalisir dampak negatifnya. Justru nantinya kita yang akan mengoperasikan robot atau AI itu sendiri, sehingga pekerjaan kita dapat menjadi lebih mudah.

Hal seperti itu sebenarnya dapat kita terapkan pada sistem keamanan di Indonesia. Dengan membangun database yang kuat, penggunaan Face Recognition oleh AI akan memudahkan para penegak hukum untuk dapat mengusut dan mencari pelaku kejahatan dengan cepat. Penggunaan kamera tilang elektronik mungkin saja dilengkapi dengan face recognition, sehingga e-TLE tidak hanya mengenali nomor polisi kendaraan saja, tetapi juga pengendara pelanggar lalu lintas. Ruang-ruang publik dengan CCTV yang ada, hendaknya mulai dirintis untuk saling terhubung dengan data yang sedang dibangun, sebagaimana usaha yang sedang pemerintah lakukan.

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Lebih luas lagi, pengamanan acara kenegaraan yang sedang diselenggarakan oleh Indonesia sebagai tuan rumah, pengamanan untuk konferensi tingkat tinggi seperti yang sedang berlangsung di Labuan Bajo sekarang ini, ataupun acara-acara kenegaraan yang bersifat internasional lainnya, sudah selayaknya mempertimbangkan untuk menggunakan face recognition AI.

Sebagai generasi penerus bangsa kita harus selalu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, karena kalau tidak negara kita akan semakin tertinggal oleh negara lain. Langkah yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dapat dikatakan sebagai langkah yang tepat untuk memulai era kecerdasan buatan. Akan banyak sekali anak muda yang gemar akan kecerdasan buatan lalu akan mengembangkannya, sehingga dapat berdampak baik bagi masa depan dan perkembangan Bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh sebab itu negara ini tidak akan dianggap remeh oleh para negara tetangga terutama yang sudah maju, karena Indonesia sudah dapat bersaing di era kecerdasan buatan. Untuk itu, penulis optimis dengan perkembangan AI di untuk sebesar-besarnya kemajuan Indonesia. aida

 

Penulis: R. Fauzan Wisnuwardhana P. S.

Mahasiswa Program Studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan

Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU