9 ribu Lebih ODHIV ditemukan di Jatim, Kadinkes: Bisa dicegah dan Diobati, Akhiri HIV-AIDS di 2030

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 05 Des 2023 18:27 WIB

9 ribu Lebih ODHIV ditemukan di Jatim, Kadinkes: Bisa dicegah dan Diobati, Akhiri HIV-AIDS di 2030

i

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berharap bumi majapahit mampu targetkan eliminasi HIV-AIDS 2030 mendatang. SP/AINI

SURABAYAPAGI, Surabaya - Dalam rangkaian Hari Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) Sedunia, Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim) memaparkan jumlah Orang dengan Human Immunodeficiency Virus (ODHIV) menjelang akhir tahun 2023 ini.

Kadinkes Provinsi Jatim, Dr. Erwin Astha Triyono mengatakan, berdasarkan Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA), per 23 November 2023, tercatat ada ribuan warga Jatim yang ODHIV.

Baca Juga: Remaja Jadi Ujung Tombak Program Aksi Bergizi Turunkan Angka Stunting di Indonesia

"Estimasi ODHIV di Jawa Timur Tahun 2023 sebanyak 65.238 orang. Sedangkan ODHIV yang berhasil ditemukan mulai Tahun 1989 sampai dengan Tahun 2023 sebanyak 97.431 orang," kata Erwin, Selasa (5/12/2023).

Sedangkan penemuan ODHIV baru dalam rentang Januari sampai November 2023 sebesar 9.409 orang. Jumlah penemuan tersebut melebihi dari estimasi ODHIV di Jawa Timur Tahun 2023.

Kendati demikian, Erwin menyebutkan kalau saat ini pemerintah sudah mengalokasikan anggaran tertentu untuk membantu pengobatan penyakit HIV dengan Anti Retroviral (ARV).

Ia menjelaskan bahwa dengan ARV menjanjikan kesembuhan. Dalam enam bulan pertama. Meskipun demikian, konsumsi ARV tetap diperlukan sepanjang hidup untuk menjaga imunitas.

"Terapi HIV dengan ARV ini sangat menjanjikan, karena target pemerintah sendiri dalam 6 bulan pertama, 95 persen virusnya sudah harus tidak terdeteksi. Jika sudah tidak terdeteksi, maka diharapkan kekebalan tubuhnya akan bangkit dengan sendirinya," ungkap Erwin.

"Kalau kekebalan bangkit, maka diharapkan pasien HIV akan kembali pulih normal seperti biasa dari sisi imunitasnya, namun tetap harus mengonsumsi ARV," sambungnya.

Namun, Menurut Erwin, jangan dibayangkan sepanjang hidup harus minum obat, tetapi hanya cukup meluangkan waktu 5 menit setiap harinya untuk mengonsumsi ARV. Imunitas ODHIV bisa terjaga dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

"Jadi, pemenangnya adalah siapa yang mau berobat," tegas Erwin.

Baca Juga: Spesialis: HIV Dapat Berdampak pada Sistem Saraf

Sementara itu, menurutnya penularan HIV sendiri sebenarnya cukup sulit. Karena hanya dua kemungkinan resiko tertular, yakni melalui menggunakan narkoba suntik dan melakukan seks bebas.

"Selama masyarakat tidak menggunakan narkoba suntik bersama-sama dengan yang lain atau tidak melakukan hubungan seks berisiko, kemungkinan besar tidak akan tertular," terangnya.

Pada peringatan Hari AIDS tahun ini,  memfokuskan pada pendekatan yang lebih holistik. Dimana, Erwin menggarisbawahi pentingnya layanan kesehatan yang mencakup skrining HIV, hepatitis B, dan sifilis untuk ibu hamil guna mewujudkan generasi yang lebih sehat.

Dr. Erwin juga menyoroti perlunya menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV dalam berbagai sektor masyarakat. Eliminasi HIV pada tahun 2030 menjadi target, dengan strategi "STOP HIV-AIDS": Suluh (edukasi), Temukan (skrining), Obati (pengobatan), dan Pertahankan (perawatan sepanjang hidup).

Harapannya, pemahaman yang lebih objektif tentang HIV akan membantu mengubah pandangan masyarakat

Baca Juga: Dokter: Susu Formula Tak Boleh Dicampur ASI Ibu Pasien HIV

"Kita mengharapkan pemahaman masyarakat yang jauh lebih objektif, tidak dipengaruhi oleh informasi-informasi yang bias atau tidak bisa dipertanggungjawabkan," tutur pria yang baru saja dianugerahi gelas profesor, guru besar dari Universitas Airlangga (Unair) tersebut

Tak hanya itu, kedepan juga ada kolaborasi dari berbagai pihak akan membawa Indonesia menuju eliminasi HIV-AIDS pada tahun 2030.

"Semoga peringatan Hari AIDS kali ini membawa paradigma baru bagi masyarakat untuk percaya diri menghadapi eliminasi HIV dengan target tahun 2030, tentunya dengan strategi dan cara yang terbaik," papar Erwin.

"Dan nantinya diharapkan kami bisa bermitra dengan teman komunitas dalam membantu untuk menjadi pendamping minum obat. Dengan kolaborasi dan bergerak bersama semua pihak, maka bisa wujudkan mimpi kita eliminasi HIV-AIDS tahun 2030," pungkasnya. Ain

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU