Dinkes Jatim: 1000 HPK dan MP-ASI Kaya Protein Hewani Senjata Ampuh Lawan Stunting

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Feb 2024 15:49 WIB

Dinkes Jatim: 1000 HPK dan MP-ASI Kaya Protein Hewani Senjata Ampuh Lawan Stunting

i

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI, FINASIM. SP/ AINI

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI, FINASIM, mengajak masyarakat untuk meningkatkan konsumsi protein hewani, khususnya bagi bayi dan anak-anak guna mencegah terjadinya stunting.

Dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024 dengan tema besar "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting," Prof. Erwin menegaskan pentingnya asupan gizi optimal pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.

Baca Juga: Komitmen Tekan Stunting, Pj Wali Kota Mojokerto dan Jajaran Kompak Salurkan Bantuan di Hari Otoda

Menurutnya, 1.000 HPK anak ini merupakan momen penting dimana asupan gizi optimal sangat diperlukan guna mendukung tumbuh kembang. Ditambah lagi dengan pemberian protein utamanya yang berasal dari hewan, diberikan secara maksimal oleh para orang tua.

"Protein hewani memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan dan pemulihan tubuh, lebih lengkap dalam asam amino esensial, serta mudah diserap oleh tubuh," kata Prof Erwin, Surabaya, Kamis (08/02/2024).

Meskipun prevalensi stunting di Jawa Timur mengalami penurunan, Prof. Erwin memperingatkan bahwa pencegahan stunting harus tetap menjadi fokus.

Perlu diketahui, berdasarkan data Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Jatim terus mengalami penurunan. Tercatat pada tahun 2020, prevalensi stunting di Jatim mencapai 25,6 persen. Kemudian tahun 2021 turun 23,5 persen, dan di tahun 2022 kembali turun menjadi 19,2 persen.

Bersama lintas sektor, Dinkes Jatim berkomitmen untuk mencapai target penurunan stunting nasional hingga 14 persen pada tahun 2024. Salah satu Upaya yang perlu digalakkan adalah Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sejak balita usia 6 sampai 23 bulan. Pemberian MP-ASI harus adekuat yaitu sesuai dari segi umur, frekuensi, jumlah, tekstur dan variasi makanan.

Baca Juga: Winter Aespa Jalani Operasi Pneumotoraks, Agensi Bakal Prioritaskan Pemulihan

Sementara itu, bagi balita terutama yang mempunyai masalah gizi harus diberikan makanan pendamping yang kaya protein hewani. Sebab, protein hewani mengandung mikronutrien yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan otak balita.

"Para orang tua harus tahu, bahwa sumber protein hewani sangat bervariasi. Yang paling bagus memang daging merah, namun daging ikan, daging ayam bahkan telur bisa menjadi opsi yang lebih ekonomis," jelas orang nomor satu di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ini.

Lebih lanjut, Prof. Erwin juga mengingatkan perlunya pemantauan rutin pertumbuhan balita di Posyandu.

Disisi lain, guna mencetak generasi SDM unggul dan investasi bagi kesehatan di masa depan, ia mengingatkan bahwa pemenuhan gizi pada remaja perempuan sebagai calon ibu, salah satunya dengan Tablet Tambah Darah (TTD) 1 kali seminggu.

Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

"Jika kita dapat memaksimalkan remaja perempuan untuk mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan TTD, diharapkan bisa menjadi investasi. Kelak saat mereka hamil, mereka dapat melahirkan generasi yang sehat dan cerdas," tuturnya.

Prof Erwin, juga meminta keterlibatan masyarakat dari lintas sektor untuk tetap berkomitmen dan kerja sama dengan pemerintah baik sektor kesehatan maupun non kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, serta swasta dalam rangka kampanye pencegahan stunting dengan protein hewani.

"Ini tugas kita bersama untuk wujudkan cita-cita besar menuju Indonesia Emas 2045. Perlu digarisbawahi dengan MP-ASI berkualitas bisa cetak generasi emas," pungkasnya. Ain

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU