Fenomena ‘War Takjil’ Ramadhan Jadi Berkah dan Peluang UMKM Tingkatkan Penjualan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 27 Mar 2024 11:30 WIB

Fenomena ‘War Takjil’ Ramadhan Jadi Berkah dan Peluang UMKM Tingkatkan Penjualan

i

Salah seorang pembeli sedang memilih takjil ‘war takjil’ menjelang berbuka puasa Ramadhan. SP/ JKT 

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Fenomena ‘war takjil’ di bulan Ramadhan sering kali menggambarkan kegiatan berburu makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Istilah yang populer di media sosial (medsos) itu tak hanya diikuti masyarakat muslim yang berpuasa, tetapi juga oleh masyarakat non muslim yang tidak berpuasa.

Kepala Center of Digital Economy and SMEs INDEF Eisha Maghfiruha Rachbini memandang fenomena ini menjadi peluang bagi UMKM meningkatkan penjualannya. Karena di momen yang sifatnya musiman ini, potensi penjualan UMKM bisa meningkat.

Baca Juga: Dukung UKM Lokal, UNIQLO Hadir di Unimas District

Eisha pun memproyeksi, kinerja penjualan UMKM akan cenderung moncer selama Maret hingga awal April mendatang, karena transaksi yang tercipta di momen Ramadhan. Selain di pusat kota, sambungnya, pertumbuhan ekonomi ini juga akan berlanjut di daerah lewat kegiatan mudik.

"Ada beberapa survei yang mungkin kita bisa lihat bahwa memang beberapa bulan dibandingkan Februari atau bulan sebelumnya, penjualan di Maret atau ke depan mungkin awal April nanti, masih akan terus meningkat transaksi yang tercipta akibat di masa-masa ini," kata Eisha, Rabu (27/03/2024).

Nantinya, UMKM daerah akan kembali ketiban ‘durian runtuh’ akibat pergerakan masyarakat yang bergerak ke titik wisata. Sambil bersilaturahmi, UMKM yang menjajakan jajanan kuliner hingga oleh-oleh lokal yang diproyeksi akan untung besar. 

Hitungannya, penjualan UMKM daerah berpotensi meningkat signifikan hingga sekitar 40-60% dibandingkan periode sama di tahun lalu. Proyeksi ini juga akan ditopang pergerakan pemudik 2024 yang ditaksir bisa mencapai 193,6 juta orang, atau naik 63,94% ketimbang pemudik 2023 yang sebesar 123,8 juta orang.

“Kita harapkan juga mungkin penjualan tahun ini dengan prediksi lebih banyak yang mudik, harusnya bisa mendorong UMKM daerah lebih tinggi juga di tahun ini,” paparnya.

Meski demikian, Eisha memberi catatan bahwa ada beberapa tantangan pada tahun ini, salah satunya adalah harga pangan yang sekarang tengah berada dalam posisi tinggi.

Baca Juga: 13 UMKM Ekspor 3.300 Handicraft ke Kanada

Ia mengatakan, pelaku UMKM kuliner membutuhkan bahan pangan untuk bahan dasar mereka berproduksi. Bahan-bahan pangan ini yang menjadi biaya input dari UMKM.

"Sehingga, mau tidak mau, dia harus meningkatkan harga jual atau mungkin berarti margin yang didapat lebih sedikit. Itu salah satu tantangan saat ini, [yaitu] tingkat harga yang lebih tinggi," ujar Eisha.

Selain itu, mengutip dari @BRIN_Indonesia, pada postingan nya, Rabu (27/03/2024). Menurut Rusydan Fathy (Penelitian pusat riset masyarakat dan budaya BRIN)

“War takjil kemudian menjadi wujud integrasi (alih- alih gesekan) yang jenaka antara kedua kelompok yang berbeda dalam memperebutkan takjil. sebagai negara yang lebih dari 50% roda ekonominya digerakkan oleh ekonomi informal, fenomena war takjil tentu memberikan dampak langsung keuntungan ekonomi masyarakat terutama pelaku UMKM. Pada akhirnya war takjil menjadi simbol yang meneduhkan hubungan antara kelompok masyarakat dan menyelamatkan ekonomi masyarakat kelas bawah,” ungkapnya.

Baca Juga: OJK Ajak Perempuan Raih Kesejahteraan Finansial

Kebanyakan mereka para pedagang kaki lima merasa senang karena fenomena tahun ini, mereka dapat menjajakan makanan nya hingga ludes terjual. yang akhir nya mereka dapat pulang lebih awal karena banyak kerumunan yang memborong jualan mereka. 

Seperti yang dialami salah satu penjual tahu sumedang wilayah Taman Tirto Agung kota Semarang yang mengatakan 

“Kami segenap pedagang takjil mengucapkan terima kasih atas tren war takjil di ramadhan 2024 ini kami bisa pulang lebih cepat” dalam postingan nya @apriliaevy.

Faktanya fenomena war takjil ini tidak hanya menghantar keharmonisan antar umat beragama tapi juga ikut turut mengambil peran untuk pertumbuhan ekonomi indonesia sera membantu usaha mikro kecil UMKM seperti pedagang kaki lima. jk-04/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU