Wakil Ketua DPRD Surabaya: Toleransi Antar Umat Beragama Harus Diperkuat

author Al Qomaruddin

- Pewarta

Selasa, 02 Apr 2024 19:37 WIB

Wakil Ketua DPRD Surabaya: Toleransi Antar Umat Beragama Harus Diperkuat

i

Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pada bulan suci Ramadhan banyak bertepatan dengan hari-hari besar keagamaan seperti Pasca. Dimana keharmonisan antar umat beragama sangat tampak di Surabaya.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya memberikan apresiasi dan dukungan penuh atas upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Surabaya untuk memperkuat nilai toleransi antar umat beragama di Surabaya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Sambut Delegasi Perdagangan dari Tiongkok

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A.H Thony mengatakan, langkah Pemkot Surabaya dengan menyediakan ruang khusus bagi setiap perayaan hari raya keagamaan menjadi tanda bahwa Surabaya menjadi kota paling toleran bagi umat beragama di Jawa Timur.

"Saya merasa Pemkot sudah menghadirkan kesetaraan bagi setiap pemeluk agama dengan menggelar perayaan-perayaan, itu menunjukkan kesadaran toleransi yang tinggi," ungkap Thony di Surabaya, Senin (2/4).

Sejauh ini, lanjutnya, Pemkot terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk merespon kegundahan masyarakat masalah toleransi. Pendirian rumah ibadah tidak lagi menjadi polemik antar warga masyarakat, semua bisa menerima dan hidup rukun berdampingan.

“Bahkan sekarang sudah ada kemudahan, tidak seperti yang dulu. Ini menunjukkan bahwa Pemkot memberi kesempatan yang sama dalam membangun tempat ibadah,” katanya.

Untuk menjaga keharmonisan di tengah kemajemukan dalam bermasyarakat, Pemkot Surabaya membangun Kampung Pecinan Kembang Jepun dan Ampel yang berada di distrik Surabaya Utara. Di kawasan tersebut, seluruh masyarakat dengan latar belakang etnis Jawa, Madura, Tionghoa, serta Arab hidup berbaur dan berdampingan.

Meski berbeda etnis dan keyakinan, warga setempat tetap hidup berdampingan dan saling menghormati. Bahkan, di kawasan itu, berdiri sejumlah rumah ibadah yang jaraknya tak lebih dari 1 kilometer (km). Sejumlah rumah ibadah itu meliputi kelenteng, gereja, masjid, dan wihara.

Salah satu contoh toleransi beragama sangat kental juga terlihat di Royal Residence Wiyung, Surabaya. Di sana terdapat 6 tempat ibadah dengan 6 agama berbeda yang berdampingan dengan jarak hanya 2 meter.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah Tinjau Pencairan Marbot Musala dan Penjaga Rumah Ibadah

Ke-6 tempat ibadah itu ada Masjid Muhajirin untuk umat Islam, Vihara Buddhayana untuk umat Budha, Kapel Santo Yustinus untuk umat Katolik, Klenteng Ba De Miao untuk umat Konghucu. Kemudian Pura Sakti Raden Wijaya untuk umat Hindu dan GKI Wiyung Royal Residence untuk umat Kristen.

Dan sebagai bentuk saling menghormati, setiap perayaan hari besar keagamaan seperti pada momentum perayaan Natal dan Imlek, selalu dipasang ornamen di berbagai tempat di Surabaya. Di Balai Kota, Alun-alun Surabaya, Jembatan Sawunggaling, trotoar depan monumen Bambu Runcing, di sejumlah lokasi dan jalan-jalan utama Kota Surabaya dipasang sejumlah ornamen yang melambangkan kerukunan beragama.

Dan terbaru adalah kegiatan pawai Ogoh-ogoh, saat peringatan Hari Raya Nyepi 1 Saka 1946 yang digelar di kawasan Balai Kota Surabaya, pada Minggu (10/3/2024) yang lalu. Ogoh-ogoh itu diarak melalui sejumlah jalan, yakni Jalan Wali kota Mustajab-Jalan Sedap Malam-Jalan Jimerto-Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Berkaca dari kerukunan tersebut, Pemkot mengajak seluruh masyarakat untuk terus mengumandangkan bahwa Surabaya adalah kota yang terbuka bagi seluruh golongan dan agama.

"Capaian ini saya rasa tidak sekadar kerja keras dari pemkot, tetapi juga Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang sudah kerja keras," kata AH. Thony.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

Thony optimistis penghargaan yang diberikan pemerintah kepada setiap pemeluk agama, bisa menjadi investasi bagi Kota Surabaya. Sebab, kegiatan itu diyakini A.H Thony mampu menghadirkan dampak berkesinambungan, baik itu pada aspek sosial, budaya, dan perekonomian masyarakat."Artinya sebagai pemerintah wajib mengayomi seluruh warganya," katanya

Politisi partai Gerindra ini berharap perayaan peringatan hari raya keagamaan bisa konsisten digelar oleh pemkot. "Ini perlu diteruskan dan dievaluasi sehingga bisa lebih baik lagi untuk tahun-tahun selanjutnya," kata A.H Thony.

Dia meyakini langkah pemerintah kota juga sejalan dengan keinginan seluruh warga Surabaya karena kerukunan antar-umat merupakan tugas seluruh masyarakat.

“Ini demi terciptanya stabilisasi kota dan kerukunan antar umat, sehingga masyarakat madani bisa dicapai lebih cepat tercapai," pungkas Thony. Alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU