3 Pasien Varian India, Ditemukan di Jembatan Suramadu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 14 Jun 2021 21:23 WIB

3 Pasien Varian India, Ditemukan di Jembatan Suramadu

i

Petugas saat melakukan pemeriksaan di pelabuhan Ujung Surabaya. SP/Semmy Mantolas

Penyekatan di Jembatan Suramadu Sangat Memukul Pariwisata Madura

 

Baca Juga: Gempa Bumi di Pulau Bawean, Pemprov Jatim Terima Bantuan Baja Ringan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Satgas Satgas Covid-19 Jatim temukan tiga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 varian India (B.1.617.2). Hal itu diungkapkan Juru bicara Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril Alfarabi.

Jibril menegaskan, bahwa ketiga pasien itu terjaring di pos penyekatan Jembatan Suramadu. "Semuanya dari penyekatan Jembatan Suramadu," katanya saat dikonfirmasi, Senin (14/6/2021). Ketiga pasien itu terdiri dari dua orang berasal dari Bangkalan dan satu dari Bojonegoro.

Menurut Makhyan Jibril, berdasarkan hasil pemeriksaan, tiga pasien tersebut memiliki CT value di bawah 25. "Semua pasien tersebut CT value di bawah 25," ungkapnya

Dalam pengecekan, dua pasien asal Bangkalan menderita gejala ringan dan kini dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura Surabaya. Sedangkan satu pasien asal Bojonegoro mengalami gejala sedang dan dirawat di RSUD Bojonegoro.

 

Info dari Rektor

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku mendapatkan informasi tentang tiga pasien tersebut dari Rektor Unair pada Senin (14/6/2021) pagi.

"Dari 24 pemeriksaan genome sequencing, yang keluar tiga positif terkonfirmasi strain India," kata Khofifah usai sidang Paripurna di Gedung DPRD Jatim, Senin (14/6/2021).

Penyekatan di Jembatan Suramadu digelar sejak 5 Juni 2021. Tujuannya untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari Bangkalan ke daerah lain.

Selain Jembatan Suramadu, penyekatan juga digelar di perbatasan Bangkalan-Sampang dan Pelabuhan Ujung-Kamal.

Hingga Minggu (13/6/2021) malam, sebanyak 31.578 orang telah melakukan swab antigen di Jembatan Suramadu. Hasilnya, 668 orang positif antigen, 362 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

 

Menakutkan Warga Madura

Baca Juga: Kinerja Pemprov Jatim 2023 capai 97,77 Persen

Sementara itu Ketua Asosiasi Pariwisata Madura (ASPRIM) Achmad Vicky Faisal melalui keterangan tertulisnya kepada media, Senin (14/6/2021) menyesalkan penyekatan di jembatan Suramadu. Penyekatan dianggap sebagian pihak telah menciptakan ketakutan yang luar biasa bagi warga Madura.

"Seluruh Madura seolah terjangkit semua, sehingga harus dites antigen semua. Padahal yang masuk Zona Merah hanya 3 kecamatan di Bangkalan, tapi kenapa harus seluruh Madura yang disekat. Ini jelas diskriminatif dan merugikan terutama kami para pelaku bisnis pariwisata," ujar Achmad Vicky.

Menurut Vicky, dampak kebijakan diskriminatif tersebut sangat fatal di mana ekonomi di Madura sangat terpukul utamanya bidang pariwisata.

"Penurunan omset hingga 90%. Banyak karyawan yang dirumahkan sementara. Bus wisata yang rata-rata 30-50 bus masuk ke Madura setiap harinya, jadi tak ada lagi. Hunian tamu hotel anjlok. Muncul kalimat "Jangan Ke Madura!". Sebuah ketakutan yang beredar luas, sehingga wisatawan dan warga luar Madura tak satupun yang mau berkunjung. Ini jelas merugikan kami sementara pemerintah tak punya solusi atas dampak yang timbul," tambah pemilik bisnis travel Madura Indah Wisata itu.

Karenanya, melihat dampak luar biasa dan dirasa sangat diskriminatif itu, APSRIM meminta agar dilakukan pula tes antigen di sisi Madura yang melibatkan pula tim kesehatan dan tokoh masyarakat Madura.

"Jangan membuat kesan seolah Pemkot Surabaya mewaspadai seluruh warga Madura. Pindahkan blokade yang asalnya di Suramadu ke zona merah saja yakni di Arosbaya dan kecamatan zona merah sesuai kaidah PPKM yaitu micro lockdown bukan kaidah PSBB. Harus sesuai aturanlah!" tegasnya.

Pihak ASPRIM juga meminta Pemerintah Jawa Timur untuk hati-hati dalam mengambil langkah penanganan berkaitan dengan Covid-19. "Jangan sampai justru menimbulkan konflik dan masalah baru," harap Vicky.

Asprim pun mendesak Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk cepat dalam penanganan Covid-19 di kecamatan yang masuk zona merah tanpa mematikan ekonomi dan bisnis di sekitarnya serta menghimbau masyarakat Madura untuk mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah, serta memberikan kesan yang baik agar orang di luar Madura mau berkunjung ke Madura.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Segera Cairkan Gaji ke-13 Non ASN

 

Pelabuhan Kamal dan Ujung Diperketat

Sementara hingga Senin (14/6/2021) kemarin, penjagaan dan penyekatan ketat juga dilakukan di Pelabuhan Kamal dan Ujung Surabaya. PT ASDP Indonesia selaku pengelola pelabuhan, hingga hari ini terus melakukan pemerikasaan tes swab antigen.

"Masih kita lakukan. Jadi ada pemeriksaan [antigen] rutin setiap pagi untuk penumpang yang naik dan turun di ujung dan kamal," kata Manager Usaha PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Surabaya Eva Mardiany, Senin (14/06/2021).

Guna membantu pemeriksaan tersebut, pihak ASDP bekerjasama dengan sejumlah stakeholder baik dari Polres Tanjung Perak, Polairud, rumah sakit dan tim satgas covid-19.

Sebelumnya kata Eva, dari hasil tes yang dilakukan kepada 161 penunpang kapal di pelabuhan Kamal 4 orang diantara terkonfirmasi positif. Selanjutnya ke-4 orang tersebut dibawa oleh petugas untuk dikarantina dan proses penyembuhan lebih lanjut.

"Bagi penumpang yang positif akan dilakukan penanganan lanjutan. Tapi untuk yang negatif, akan diberi pengenal berupa setiker kecil warna kuning bertuliskan telah diperiksa Polres Bangkalan," ucapnya. Hingga kini, petugas gabungan terus melakukan pemeriksaan secara holistik di pelabuhan. Pengetatan protokol kesehatan juga semakin ditingkatkan oleh pihak ASDP. ang/sem/cr2/rmc 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU