8 Dokter di Surabaya Meninggal Terpapar COVID-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 21 Agu 2020 09:39 WIB

8 Dokter di Surabaya Meninggal Terpapar COVID-19

i

Ketua IDI Surabaya, dr Brahmana Askandar. SP/ DECOM

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Selama pandemi COVID-19, tenaga kesehatan (nakes) meninggal karena terpapar virus yang menyerang organ paru-paru ini. Di Surabaya sendiri, sudah ada delapan dokter meninggal dengan status positif COVID-19.

Dari delapan dokter yang meninggal tersebut tidak murni karena COVID-19. Melainkan memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Baca Juga: Kota Surabaya Raih Skor Tertinggi, Penghargaan Penyelenggaraan Pemerintah Berkinerja Tinggi

"Anggota IDI Surabaya ada delapan yang meninggal karena COVID-19," kata Ketua IDI Surabaya dr Brahmana Askandar SoPG, Jumat (21/8/2020).

Pada 27 April lalu, dokter di RSUD Soewandi, dr Barkatnu Indrawan Janguk meninggal karena terpapar dari pasien yang tak jujur. Pada 18 Mei dr Boedhi Harsono gugur di usia 60 tahun dengan status COVID-19.

Dokter ketiga yang gugur karena terpapar COVID-19 adalah dokter RSU dr Soetomo. Dokter Miftah Fawzy Sarengat tutup usia di umur 34 tahun pada 10 Juni. Keempat, dr Sukarno meninggal pada 28 Juni di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

Pada 30 Juni, dokter anastesi di RSU Haji, Surabaya dr Arief Basuki meninggal karena terpapar COVID-19. Selang sepekan, keponakan dr Arief yakni dr Putri Wulan Sukmawati meninggal pada Minggu (5/7) pukul 23.58 WIB karena terjangkit COVID-19.

Dokter ketujuh adalah Dr Deni Chrismono Raharjo meninggal pada Minggu (12/7/2020), pukul 05.00 WIB di RSU dr Soetomo karena terpapar COVID-19. Terakhir dr Sulis Bayusentono MKes SpOT(K) meninggal dunia pada Selasa (18/8/2020) pukul 15.34 WIB diusia 41 tahun dan tidak memiliki komorbid.

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Brahmana mengatakan dokter yang terpapar COVID-19 ada banyak faktor. Tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi juga di lingkungan luar.

"Dokter kemungkinan tertularnya banyak, satu dari rumah sakit, dua bisa dari non rumah sakit," pungkasnya.  dsy3

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU