Bila Masih Gerombolan Pesilat Anarkis, Polda Jatim akan Tindak Tegas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 17 Mar 2023 20:05 WIB

Bila Masih Gerombolan Pesilat Anarkis, Polda Jatim akan Tindak Tegas

i

Kapolda Jatim saat bersilahturahmi dan berdialog dengan perguruan pencak silat se Jawa Timur, di Gedung Mapolda Jatim. SP/Ariandi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto dan Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Farid Makruf berdialog dengan pimpinan perguruan pencak silat se-Jawa Timur. Dalam dialog itu, Kapolda akan menindak tegas gerombolan pesilat yang lakukan tindakan anarkis.

Pertemuan di Gedung Patuh Mapolda Jatim itu bertujuan untuk menjadikan Jawa Timur aman, damai, dan kondusif. Mengingat belakangan terakhir sering terjadi gesekan antarperguruan silat.

Baca Juga: 31 Juta Orang Diprediksi Mudik ke Jatim

Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto mengingatkan hal-hal yang melatarbelakangi timbulnya persoalan antar-perguruan pencak silat yang menurutnya pasti dilakukan oleh oknum.

"Saya hanya melihat dominasi dari para pelaku yang sekarang berurusan dengan hukum adalah mereka yang di bawah umur, itu pun kalau sudah mengakibatkan korban meninggal, luka berat, cacat, dan bahkan kerugian yang lain (justru) akan merusak masa depannya. Kita juga tidak segan akan menindak tegas bagi yang anarkis," ucap Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, Jumat (17/3/2023).

Lebih lanjut Kapolda Jawa menyampaikan keprihatinan tentang peristiwa pelemparan batu kendaraan rombongan GP Ansor Tulungaung di Kabupaten Trenggalek beberapa waktu lalu. Aksi pelemparan itu belakang diketahui dilakukan oleh oknum salah satu perguruan silat.

"Saya prihatin, itu ada pelemparan kendaraan di jalan tol yang berisi 8 penumpang, dilempar batu di kaca kendaraan yang sedang melaju. Saat ini sopirnya masih kritis bersama satu penumpang lain. Coba bisa dibayangkan kalo itu menimpa kita? Inilah potret yang terus ditampilkan dari peristiwa-peristiwa kekerasan oleh oknum antar-perguruan pencak silat ini," kata Kapolda Jatim.

 

Perlu ada Pengawasan

Kapolda Jawa Timur bersama dengan Pangdam V Brawijaya berharap betul agar semua yang punya andil dalam perguruan silat di Jatim memiliki rasa bertanggung jawab sebagai pimpinan atau sebagai apa pun dalam pengurusan perguruan pencak silat.

"Jangan pernah kita biarkan anak-anak didik yang ada terus berjatuhan karena kurang pengawasan dan sebagainya. Akibatnya sempat ada peraturan dan peringatan. Kami melarang aktivitas di hari Sabtu, Minggu dan malam hari. Karena inilah peta yang kami lihat dari analisa, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi," tandasnya.

 

Di tingkat Bawah

Seringnya gesekan yang terjadi antar perguruan silat juga diakui oleh Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur Supratomo. Supratomo mengatakan gesekan antar-perguruan silat kerap terjadi di tingkat bawah.

"Nanti akan kami didirikan paguyuban yang sekarang sudah ada paguyuban di tingkat kabupaten kota nanti akan didirikan di seluruh Jawa Timur. Sehingga tidak ada gesekan dan pergeseran," kata ketua IPSI Jatim. "Tadi kan disampaikan ada gesekan juga ada pergeseran. Gesekan di tempat lain bergeser ke tempat tetangganya."

Ia juga menjelaskan bahwa oknum yang kerap menimbulkan kerusuhan berasal dari komunitas yang tidak tergabung dalam perguruan pencak silat. "Komunitas ini tidak diakui di dalam perguruan jadi tidak ada komunitas dalam perguruan, ini cuma perorangan-perorangan yang menggunakan atribut-atribut perguruan masuk dalam komunitas," ujarnya.

 

Gunakan Teori Mata Rantai

Supratomo menegaskan bahwa IPSI Jatim akan menggunakan teori mata rantai. Di mana kekuatan sebuah rantai terletak pada rantai yang paling lemah, sehingga yang paling lemah ini ada di tingkat remaja, ada di tingkat anak-anak.

 

Dari data yang dihimpun Surabaya Pagi, aksi tawuran antar perguruan silat selama 2023 terjadi di beberapa wilayah di Jatim diantaranya:

Jombang

Seorang pesilat Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (PN) yang sedang dalam perjalanan akan latihan dibacok sekelompok oknum perguruan Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti di Jalan KH Hasyim Asy'ari Jombang.

Korban menderita luka bacok di lengan kanan, serta luka memar di kepala belakang, punggung, dan bahu kanan. Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan pengeroyokan ini terjadi pada Minggu (12/2/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.

Gerombolan pesilat itu mengeroyok AIA di depan minimarket Jalan KH Hasyim Asy'ari. Akibatnya, korban menderita luka bacok di lengan kanan, serta luka memar di kepala belakang, punggung dan bahu kanan. Selain itu, kata Aldo, para pelaku juga merampas jaket korban. "Korban dibacok menggunakan pedang," terangnya.

Polisi menetapkan seorang tersangka dari kejadian ini.

Baca Juga: Polda Jatim Berangkatkan 50.789 Paket Bantuan Kemanusiaan

 

Ngawi

Tawuran antarpesilat terjadi di Ngawi. Saat insiden berlangsung, suasana menjadi mencekam. 'Hujan batu' terjadi saat 2 kelompok Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terlibat gesekan.

Aksi tawuran antarpesilat PSHT dengan IKSPI Kera Sakti itu terjadi 2 hari berturut-turut di 2 lokasi berbeda. Pertama di Jalan Raya Desa Kandangan Kecamatan Ngawi pada Sabtu (4/3) pukul 10.30 WIB.

Aksi tawuran untuk kali kedua terjadi pada Minggu (5/3) sekitar pukul 04.45 WIB di Karangtengah Prandon. Saat itu rombongan pesilat IKSPI dalam perjalanan pulang dari padepokan di Madiun.

Tawuran antarpesilat ini menyebabkan 14 orang terluka dan 13 motor rusak. Dari 13 motor, ada 2 yang hangus dibakar.

 

Tulungagung

Minibus yang mengangkut rombongan GP Ansor Tulungagung dilempari batu oleh orang tak dikenal. Kejadian ini berlangsung saat minibus melintas di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo, Desa Jambu, Kecamatan Tugu Trenggalek, Minggu (5/3) dini hari.

Total ada 4 minibus yang sedang dalam perjalanan pulang dari ziarah ke Tulungagung. 2 dari 4 minibus itu menjadi korban pelemparan, salah satunya minibus bernopol AG 7422 K sampai masuk parit. Belakangan diketahui, oknum yang melempari batu tersebut adalah anggota perguruan silat.

Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Tulungagung Mukhamad Sukur mengatakan akibat kejadian pada Minggu dini hari itu sejumlah korban masih mengalami syok.

16 orang terluka, termasuk sopir, akibat aksi pelemparan yang terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tersebut. Dua korban bahkan mengalami luka serius hingga dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung agar mendapat penanganan intensif.

Baca Juga: Kapolda Jatim Beri Penghargaan untuk 35 Anggota Beprestasi

 

Mojokerto

Kamis (9/3/2023) malam sekitar pukul 22.00 WIB, ribuan massa PSHT yang berunjuk rasa di depan Mapolres Mojokerto Kota membubarkan diri. Di perjalanan pulang, mereka membuat onar.

Ketegangan itu terjadi di Sinoman Gang 5, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Sebagian masa yang melintas tiba-tiba menyerang warga. Saat itu ada 5 pesilat dari perguruan lain yang menjadi sasaran di antara warga Sinoman Gang 5.

Warga PSHT melempari mereka dengan batu hingga seorang pesilat perguruan lain terluka demikian halnya 4 warga setempat. Bahkan, salah satu korban di antaranya ada seorang perempuan.

Sementara, pihak PSHT Mojokerto menyatakan bahwa peristiwa penyerangan itu dipicu ulah pesilat dari perguruan lain yang nekat unjuk diri saat konvoi rombongan PSHT yang baru saja mendemo polisi melintas.

 

Gresik

Ribuan pesilat PSHT 'menghitamkan' Polsek Balongpanggang, Gresik, Sabtu (11/3/2023) malam. Mereka menggeruduk polsek setempat untuk menuntut Kapolsek Balongpanggang AKP M Zainudin mundur atau dicopot.

Massa pesilat juga bikin onar. Beberapa warga yang berpapasan di jalan terluka usai jadi sasaran serangan para pesilat. Sejumlah pesilat terlibat kericuhan di RS Walisongo Jalan Balongpanggang-Mojokerto, Gresik.

Selain itu, kericuhan juga terjadi di Jalan Pacuh yang tak jauh dari Polsek Balongpanggang. Bahkan, beberapa pengendara yang tak tahu duduk permasalahannya menjadi sasaran kemarahan pesilat.

Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wildan mengatakan, ada salah paham antara anggota PSHT dengan Kapolsek Balongpanggang. Saat itu, pihaknya melakukan penyekatan agar pesilat tak ikut aksi menggeruduk Polres Mojokerto Kota. Ari/ham/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU