Home / Kesehatan : Surat Terbuka Tentang Dr. Terawan (1)

Dr. Terawan: Saya Memang Terima Keputusan Keluar dari IDI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 08 Jul 2022 12:36 WIB

Dr. Terawan: Saya Memang Terima Keputusan Keluar dari IDI

i

Catatan Raditya Mohammer Khadaffi, Wartawan Surabaya Pagi.

Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto pemrakarsa pengembangan vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik, semalam tampil memukau saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi, di Program Rosi.

 

Baca Juga: Hakim MK Berpikir Sempit atau Serap Rasa Keadilan

Sebagai jurnalis muda yang mengikuti perjalanan persiapan uji klinis fase II di RSUP dr. Kariadi Semarang, tahun 2021, saya kagum dengan penjelasan-penjelasan Dr. Terawan, yang rijid, penuh narasi yang filosofis dan tidak emosional selama dialog dengan wartawati senior, Rosiana Silalahi.

 

Baik pewancara maupun terwawancara, sama-sama menunjukan kelasnya, sebagai jurnalis dan ahli medis Indonesia. Dan saya, jurnalis muda dan pemerhati masalah medik, kagum dengan ketenangan mantan Menteri Kesehatan yang menurut catatan saya “digarap” cukong vaksin lewat kukuasaan BPOM. Berikut catatan pertama saya dari beberapa tulisan.

 

Tampilan Dr. Terawan, semalam tampak cerah, pasca polemik dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), karena ia dipecat oleh organisasi dokter yang kini bukan satu-satunya lagi di Indonesia.

 

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, menjawab pertanyaan seputar dirinya dengan tangkas dari pewancara handal.

 

Ini menggambarkan Dr. Terawan termasuk sosok dokter berintegritas.

Hal yang membuat banyak orang kaget adalah diusia yang 58 tahun (Jogjakarta, 5 Agustus 1964), Terawan menceritakan dia masih menangani pasien hingga pukul 01.00 dini hari.

 

Terawan juga mengatakan sebelum wawancara, ia tangani 35 pasien nonstop. Luar biasa.

 

“Saya harus cek dan ricek semua kondisi pasien yang kebetulan emergency telepon saya,” ungkapnya.

 

Bahkan Terawan juga mengungkapkan sebelum wawancara dengan Rosi, dia terlebih dahulu menangani sejumlah pasien di RSPAD.

“Ini baru pulang dari RSPAD tadi 35 pasien harus saya tindakan,” ungkap ayah Abraham Apriliawan Putranto.

Baca Juga: Gus Muhdlor, Mendadak Sakit, Jumat Kelabu Urung

 

Layanan medis sampai 35 pasien sehari, bukti izin praktiknya sebagai dokter tidak dicabut. Kabar pencabutan izin praktiknya sempat beredar sampai di media sosial. Ini pasca polemiknya dengan IDI.

 

Saya mencatat IDI telah merekomendasikan pemecatan Terawan dari keanggotaannya. Isu pencabutan surat izin mencuat lantaran IDI menganggap organisasi profesi dokter yang memiliki kewenangan mengeluarkan rekomendasi untuk praktik kedokteran.

Terawan menegaskan dia masih melakukan praktik karena surat izinnya belum dicabut.

“Yah selama izin praktek saya belum dicabut,” pungkasnya.

 

Dokter sederhana ini mengungkapkan bahwa yang dicabut oleh IDI hanyalah keanggotaannya dari organisasi tersebut dan bukan surat ijzin praktik.

 

Baca Juga: Amicus Curiae, Terobosan Hukum

“Enggak ikut organisasi yah enggak masalah,” sebut pria yang berpangkat Letnan Jenderal TNI AD ini.

 

Namun, kata Terawan, pernyataannya tersebut bukan bentuk perlawanan kepada IDI. Justru sebaliknya, dia memang telah menerima keputusan keluar dari keanggotaan IDI.

 

“Kalau diusir, ya pergi. Melawan itu kalau diusir tetapi tidak pergi,” pungkasnya.

 

Kini Terawan, tercatat sebagai anggota Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) . Organisasi dokter ini mendeklarasikan sebagai salah satu organisasi pelopor reformasi kedokteran Indonesia pada Rabu, 27 April 2022.

 

Pendirian PDSI usai mendapat SK Kemenkumham dengan nomor AHU-003638.AH.01.07.2022 tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia. ([email protected])

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU