Home / Catatan Tatang : Hari Jadi Surabaya ke-728 (2)

Eri Janji Bangun UMKM, Mari Kawal dengan Milestone

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 02 Jun 2021 21:49 WIB

Eri Janji Bangun UMKM, Mari Kawal dengan Milestone

i

Dr. H Tatang Istiawan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Walikota Surabaya Eri Cahyadi, menyatakan HUT ke-728 Kota Surabaya dijadikannya momentum menggerakkan ekonomi masyarakat. Ia berjanji momen ini tidak hanya dilakukan dengan cara memberikan peluang kepada para investor besar, tapi juga bisa menggerakkan para pelaku UMKM di Surabaya.

Ada dua hal yang saya tangkap dari pernyataan saat Eri Cahyadi, merayakan HUT kota Surabaya. Pertama, memberi peluang investor besar berkembang. dan Kedua, bisa menggerakkan pelaku UMKM di Surabaya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

Pemaknaan pernyataan Eri ini mengandung pesan simbolis investor besar diberi peluang. Sedangkan pelaku UMKM bisa digerakkan. Artinya, UMKM, tidak menjadi prioritas penggerakan ekonomi.

Catatan saya, ada lagi pernyataan wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang akan menyiapkan tempat-tempat strategis untuk menggerakkan perekonomian warga khususnya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

Eri menjanjikan akan membuat sesuatu yang baru, investasi yang baru dan itu bisa menarik masyarakat yang bekerja di sana," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu, (30/5/2021).

Saat masih menjadi calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, berjanji akan memberdayakan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) yang disebutnya memiliki potensi besar sehingga perlu dikembangkan.

"Pemkot Surabaya selama ini memiliki berbagai program untuk memberdayakan UMKM. Di antaranya, program 'Surabaya Smart City' (SSC) yang menjangkau hingga lebih dari 500 kampung dengan beragam potensi UMKM di dalamnya," ujarnya dalam siaran pers di Surabaya, saat kampanye.

Menurut dia, program ini diharapkan bisa melahirkan berbagai produk unggulan, sebab kampung yang smart harus bisa memberdayakan masyarakatnya dengan melahirkan produk kreatif unggulan.

Saat bertemu pegiat UMKM dan warga di Wisma Penjaringan Sari Surabaya, Kamis (17/9/2020) malam, Eri Cahyadi mengatakan setiap produk rintisan UMKM akan selalu dibimbing oleh Pemkot, baik sisi permodalan, proses produksi, hingga pemasaran lokal maupun ekspor. 

"Dari sisi pemasaran, diwajibkan setiap hotel menggunakan produk UMKM dari Surabaya. Itu akan terus saya pertahankan dan perluas ke depannya," katanya pada acara yang dihadiri Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya dan juga Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono tersebut.

Pria yang sebelumnya menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menegaskan program tersebut akan berkelanjutan.

Eri mengatakan Pemkot Surabaya saat ini tengah membuat sejumlah terobosan baru seperti halnya menyiapkan tempat-tempat strategis untuk kegiatan UMKM yang didukung dengan menyediakan akses transportasi massal, restorasi pasar tradisional dan lainnya.

Tempat strategis yang dipilih wali kota Eri adalah  pusat jujukan kegiatan masyarakat dan kegiatan UMKM. Salah satunya untuk bidang olahraga, lokasi yang dipilih adalah kompleks Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

Benarkah GBT Benowo Tandes, tempat strategis pusat jujukan kegiatan masyarakat dan kegiatan UMKM?

Era wali kota Risma, SWK (Sentra Wisata Kuliner) di stadiun GBT telah mati. Mengapa kini dipilih lagi? Benarkah wali kota Eri telah mengadakan survei pasar di lokasi yang jauhnya 18,5 km dari pusat kota.

Mengapa Eri, tidak mengoptimalkan SWK di pusat kota, Jl. Urip Sumoraharjo? SWK di kawasan Keputran ini pun sekarang sepi. Anak-anak muda nongkrong hanya pada saat malam. Mengingat, bila pagi-sore, panas oleh sinar matahari.

 

***

 

Baca Juga: Fenomena ‘War Takjil’ Ramadhan Jadi Berkah dan Peluang UMKM Tingkatkan Penjualan

Mengapa pasar tradisional UMKM di sekitar GBT Benowo Tandes, sejak era kepemimpinan Risma, sudah mati dipilih kembali. 

Saat ini di sekitar GBT tercatat ada dua resto menjual roti, tetapi lokasinya jauh dari GBT.

Saya tahu pasar kuliner UMKM di Surabaya  dijuluki SWK (Sentra Wisata Kuliner). Saat ini mati bersama sedikitnya enam UMKM dari 44 SKW di Surabaya.

 Berdasar data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkop) Surabaya, saat Risma masih menjadi wali kota Surabaya, dari 44 SWK di Surabaya tercatat total 998 pedagang. Dari jumlah SWK itu, yang belum optimal atau terisi di bawah 40 persen atau hanya 10 persen.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkop) Surabaya, Widodo Suryantoro, tahun 2019 mengatakan tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk menangani sentra PKL yang mati suri hingga mati.

"Yang mati suri ya tidak ada (penanganannya). Dikembalikan ke Pemkot asetnya. Seperti GBT itu sudah tidak mungkin. Di situ tidak ada orang, penjualnya ya tidak mau berjualan lagi di sana," tutur Widodo, Senin (17/6/2019).

Widodo, meyakini  intervensi Pemkot sudah tidak mampu membalik keadaan, karena bukan hanya soal ketiadaan pembeli, tetapi juga pedagang yang sudah tidak mau menempati sentra.

"Ditingkatkan juga tidak bisa, karena penjualnya tidak mau. Di sekitar GBT itu juga pembelinya tidak ada, wong kanan-kirinya tambak," tambahnya.

Selain soal lokasi, penyebab sentra PKL mati suri hingga mati menurut Widodo dipengaruhi oleh faktor lain seperti cita rasa dan jenis makanan yang tidak pas.

Akal sehat saya bertanya kepada Eri Cahyadi, seberapa jauh ia melakukan survei pasar sehingga eranya menjadi wali kota Surabaya, bertekad  menjadikan GBT Benowo Tandes, menjadi sentra UMKM di Surabaya.?

Baca Juga: Pemkot Surabaya Segera Cairkan Gaji ke-13 Non ASN

 

***

Sebagai insinyur, wali kota Eri tahu manajemen proyek milestone. Konsep ini adalah suatu bagian item pekerjaan yang dibuat untuk menggambarkan suatu poin tertentu dalam jadwal proyek. 

Nah, menggunakan pendekatan milestone, saya berharap komitmen walikota Eri Cahyadi membangun UMKM menyerap tenaga kerja muda, bisa terwujud dengan jadwal. 

Jangan sampai rencana membangun UMKM di Surabaya berbasis anak muda dengan sentra di dekat stadiun GBT, hanya sebagai pencitraan wali kota Eri Cahyadi. pada awal-awal menjabat. 

Sebagai warga kota, saya juga akan mengawal semoga proyek UMKM anak muda benar-benar terwujud. Paling tidak menggunakan milestone,

Mengingat milestone berfokus pada poin kemajuan sebuah proyek. Ada  penjadwalan proyek yang dapat dikelola secara transparan oleh publik. 

Dalam milestone, ada pengelolaan yang mengekspetasi penyelesaian proyek. Maklum, milestone merupakan management tools yang berguna dan dapat digunakan untuk menandai yang telah dimulai atau selesai, terutama digunakan sebagai alat perencanaan, penjadwalan, dan pelaporan.

Mari kita kawal janji melibatkan UMKM anak muda Surabaya menjadi pilar utama ekonomi di Surabaya. Artinya, jangan sampai ekonomi Surabaya digerakkan oleh investor besar saja. ([email protected] , bersambung)

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU