Fenomena Marcos Jr, Peluang Menantu Soeharto Jadi Presiden 2024

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 03 Jul 2022 19:29 WIB

Fenomena Marcos Jr, Peluang Menantu Soeharto Jadi Presiden 2024

i

H. Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ferdinand Bongbong Marcos Jr memenangi Pilpres Filipina. Anak mantan diktator Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos itu menang telak dari pesaing terdekatnya, Leni Robredo. Pada Kamis (30/6/2022) lalu, Ferdinand Marcos Jr resmi dilantik sebagai presiden Filipina menggantikan Rodrigo Duterte melalui sebuah upacara di Manila.

Pelantikannya menandai kembalinya dinasti politik Marcos, yang dilengserkan setelah rangkaian demonstrasi besar-besaran pada 1986 silam.

Baca Juga: Tudingan Politisasi Bansos tak Terbukti, Jokowi Senang

Ini tanda anak Ferdinand Marcos pun bisa menjadi presiden Filipina berikutnya. Praktis Marcos Jr dikukuhkan presiden Filipina, 36 tahun setelah ayahnya digulingkan dari kekuasaan dan kemudian mengasingkan diri ke Amerika.

Fakta yang tak bisa ditutupi, saat kembali ke Filipina setelah ayahnya meninggal dalam pengasingan di Hawaii, Bongbong segera kembali terjun ke dunia politik.

Dan sekarang setelah bertahun-tahun kehidupan politik dilaluinya, tampak banyak warga Filipina yang sudah melupakan apa yang pernah dilakukan keluarga Marcos sebelumnya terkait korupsi.

Marcos dicap oleh dunia dan rakyat Filipina menjalankan kediktatoran, korupsi dan pelanggaran HAM.

Tiga faktor itulah yang mengakhiri 21 tahun kekuasaan Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos Sr. Sejarah mencatat status sebagai orang nomor satu di Filipina ia rengkuh sejak 30 Desember 1965. Baru pada 25 Februari 1986, ia dipaksa melepaskan kekuasaannya lantaran dihantam gelombang demonstrasi rakyat yang menamakan diri Revolusi EDSA.

Tercatat Marcos terpilih sebagai presiden pada usianya yang ke-48.

 

***

 

Sejarah mencatat tepat 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. 24 tahun lalu, Soeharto lengser sebagai presiden yang sudah dijabatnya selama 32 tahun. Lengsernya Soeharto, tidak terlepas dari pergerakan mahasiswa serta elemen masyarakat yang melawan rezim orde baru.

Tommy Soeharto, anak bungsunya juga terjun di dunia politik dengan menggawangi Partai Berkarya. Kesan saya, romantisme Orde Baru yang lekat dengan sosok sang ayah, ingin ia hidupkan lagi lewat partai baru tersebut.

Dengan jumlah kekayaan seperti yang dimiliki Marcos, dinasti Soeharto memiliki kans untuk bangkit, apalagi jika menyasar generasi muda yang 'terpesona dengan masa silam'.

Saat transisi 1998, Partai Golkar pada pernah menyetujui Siti Hediati Hariyadi atauTitiek Soeharto menjadi wakil ketua MPR menggantikan Mahyudin.

Ada suara tampilnya Tommy dan Titik, bakal memunculkan kebangkitan dinasti Soeharto.

Apalagi saat era reformasi, partai bernuansa keluarga Soeharto pernah berpartisipasi pada pemilu yaitu Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Dalam 2x pemilu, 2004 dan 2009, partai yang dimotori R. Hartono, mantan Mendagri ikut. Sayang,

PKBP meraih dua kursi pada 2004, namun gagal menempatkan perwakilan di DPR pada 2009. Pada tahun 2004, PKBP secara terang-terangan mengusung putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, menjadi presiden.

Namun rencana itu gagal karena PKBP tak mencapai batas ambang pencalonan presiden. Dua partai lain yang pernah didirikan anggota keluarga Cendana adalah Partai Karya Republik dan Partai Nasional Republik. Dua partai itu tidak pernah mengikuti pemilu.

Dalam pergulatan politik pragmatis, salah satu keluarga yang sebenarnya sangat potensial untuk membangun sebuah dinasti atau trah, adalah anak-cucu Soeharto. Mereka telah memperoleh sebutan sebagai trah Cendana (mengacu pada nama tempat keluarga Soeharto tinggal).

Saat itu ada sebuah durasi kekuasaan yang bisa terulang kembali, seandainya bisa diolah anak-manantu-cucu Soeharto. Sayang tak tercapai.

Anak-cucu Soeharto terkesan lebih pada soal menyia-nyiakan kesempatan. Bagaimana tidak, dengan kekayaan yang luar biasa dari Soeharto, anak-anak Soeharto tidak memanfaatkan kesempatan itu untuk sekolah setinggi-tingginya. Ayahnya pasti mampu membiayai berapa pun biayanya. Kini semuanya sudah lewat, harapan pada pendidikan yang tinggi, kini dialihkan pada generasi ketiga (cucu Soeharto), dan itu pun belum jelas juga kabarnya.

Nama Prabowo Subianto, eks menantu Soeharto yang moncer malang melintang di dunia politik.

Prabowo, prajurit Kopassus yang menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, putri Presiden Soeharto dan Tien Soeharto pada Mei 1983. Pasangan ini dikaruniai seorang anak bernama Ragowo Hediprasetyo, sebelum akhirnya, Prabowo berpisah dengan Titik Soeharto, pada 1998.

 

***

 

Baca Juga: Anies Akui Prabowo, Keluarga Intelektual Terpandang

Diluar trah Soeharto, ada dinasti yang cukup berhasil berpolitik yaitu dinasti politik Soekarno (Bung Karno). Dinasti Soekarno, malah sudah sampai pada generasi ketiga, yakni Puan Maharani. Setelah sukses menjadi Ketua DPR RI, orang menggadang-gadang, Puan, agar tidak akan berhenti sampai di sini. Diinternal PDIP, santer disebut-sebut Puan akan maju pada Pilpres 2024. Sampai kini tak jelas, Puan, sebagai capres atau cawapres.

Mantan presiden lain yang juga sedang mencoba membangun dinasti adalah mantan Presiden SBY. Presiden dua kali ini juga sedang menyiapkan anaknya AHY, sebagai generasi calon penerus. Memang hasilnya belum terlalu kelihatan, mengingat AHY tidak masuk dalam Kabinet Indonesia Maju, yang semula sangat diharapkan oleh SBY.

 

***

 

Terkait politik kultur dinasti, setidaknya ada dua faktor yang harus diperhatikan, yakni kharisma dan pendidikan. Soal kharisma, misalnya, figur Soeharto tidak usah diragukan lagi, dan itu bisa ditularkan pada anaknya, meski tidak sama persis. Sekadar perbandingan, Megawati bisa sukses dalam politik sebagian karena kharisma ayahnya, namun ketika sampai ke Puan, kharisma itu mulai menyusut. Selain karena digerus oleh waktu, juga publik belum melihat prestasi yang meyakinkan dari Puan.

Berbeda dangan Marcos Jr. kharisma dan pendidikan direngkuhnya. Dalam catatan politik saya, ada tiga perhitungan dalam setiap persaingan yang saya kenali. Pertama, analisis, kedua amati dan ketiga, action.

Prabowo, sebagai jenderal kopassus yang turunan ahli pikir ekonomi (Soemitro, ayahnya), saya pikir punya kemampuan kelola 3A tersebut.

Apalagi sekarang. Berdasarkan hasil survei, elaktibilitasnya masih tertinggi dibanding kandidat capres Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Puan Maharini, AHY, Muhaimin Iskandar dan Andhika Prakasa.

Dari nominasi itu ada tiga kandidat berlatarbelakang militer. Praktis, Probowo, masih paling senior. Analisis saya, menantu Soeharto ini militer cerdas, beda dengan Andhika dan AHY. Dua kandidat capres ini menurut analisis saya praktis “minim” memimpin dalam “segala cuaca” militer, parpol maupun birokrasi. Beda dengan menantu Soeharto.

Prabowo, selain menjabat di beberapa kesatuan militer. Kini Menhankam. Prabowo, juga kelola organisasi pertanian, HKTI. Ia juga Lama memimpin partai. Praktis, publik mengerti Prabowo, sangat menyelami dinamika politik Indonesia ketimbang AHY atau Andika Prakarsa. Maklum, ia pernah jadi cawapres bersama Megawati. Capres menggandeng Hatta Rajasa dan terakhir menantang Jokowi-Ma’ruf, didampingi Sandiaga Uno, pengusaha muda kaya raya.

Pertanyaannya, kenapa anak diktator yang pernah digulingkan karena pemerintahan yang dinilai kleptokrasi bisa terpilih?

Sejarah mencatat, kemenangan Marcos Jr. , salah satunya dipengaruhi budaya politik di Filipina yang hanya dikuasai beberapa klan. Ini yang bisa membuat Marcos Jr bisa memenangi pemilu.

Saya membaca political culture di Filipina sangat patron klien. Maklum, Filipina juga memang liberal dan demokrasi seperti di Indonesia. Saya membaca sebetulnya kekuatan-kekuatan politik di Philippines ya political cultural. Jadi kekuatan politik itu berada di tangan klan-klan, keluarga-keluarga yang kuat, keluarga Marcos, keluarga Aquino.

Baca Juga: Sengketa Pilpres 2024 Berakhir dengan Dissenting Opinion

Tak berlebihan, menantu Soeharto ini, semakin kuat untuk menggeser Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2024 mendatang. Apalagi, Prabowo Subianto juga didukung kelompok-kelompok militan. Kelompok ini aktif di media sosial. Usia mereka masih sangat muda antara 17 hingga 25 tahun.

Orang marketing politik menyebut itu barisan pendukung baru Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. Mereka diidentifikasi kalangan generasi Z. Tak salah, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan elektabilitas Prabowo semakin unggul di kalangan generasi Z.

Dalam waktu dekat, menantu presiden Soeharto itu bakal diumumkan Partai Gerindra sebagai calon presiden 2024.

Menurut Danhil, Prabowo yang juga Menteri Pertahanan itu memang tokoh bakal capres yang paling siap mengakomodasi generasi mana pun, termasuk generasi Z. "Pak Prabowo bisa bertemu dengan generasi yang seumuran dengan beliau. Kemudian dengan generasi yang lainnya, sampai generasi Z," kata Dahnil dalam acara "Gaspol!" Kompas.com, Kamis lalu (30/6/2022).

Saya mengamati, melonjaknya popularitas Prabowo, lantaran terbiasa dan bisa bertemu dengan siapa pun. Selain, dinilai memahami apa pun permasalahan mereka.

Alasan kedua yaitu peran serta orang di sekeliling Prabowo yang didominasi oleh generasi muda. Prabowo disebut dikelilingi orang-orang muda di internal Partai Gerindra.

Dahnil menyebut Prabowo memang lebih senior, tapi di sekelilingnya, anak-anak muda menemani Prabowo.

"Jadi tentu teman-teman diskusi pak Prabowo ya teman-teman muda," sambung Danhil.

Faktor ini tentu akan menambah pandangan lain untuk Prabowo. Khususnya dalam menerima masukan atau kebutuhan anak muda masa kini.

Apalagi, Danhil mengakui, Prabowo selama ini fokus melakukan edukasi bagi generasi muda untuk berlatih menjadi pemimpin.

Terbaru, survei Litbang Kompas menyebutkan Prabowo mendapatkan elektabilitas paling tinggi pada responden generasi Z. Elektabilitas Prabowo meraih suara 28,9 persen. Sementara itu, di posisi kedua ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan tingkat keterpilihan 23,1 persen.

Benarkah bila menantu Soeharto itu terpilih jadi presiden 2024, kebijakan-kebijakanya akan berubah menjadi populis? Sebagai prajurit yang pro Amerika Serikat, ia meninjau kembali investasi China di Indonesia?.

Gus Dur yang menyebut Prabowo kelak akan menjadi seorang presiden di masa tua, tahun 2024. Wait and see. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU