Geluti Bisnis Kaos Seni dengan Teknik Cabut Warna

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 09 Apr 2021 10:37 WIB

Geluti Bisnis Kaos Seni dengan Teknik Cabut Warna

i

Rochman Syai'in saat memenuhi pesanan kaos cabut warna. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Rochman Syai'in, seorang mahasiswa menekuni bisnis kaos cabut warna yaitu “merusak” warna kaos dengan cairan pemutih yang membuat nilai kaos tersebut terlihat memiliki nilai seni. Bisnis kaos cabut warna ini merupakan pengembangan dari usaha lukis talenan miliknya. Jika sebelumnya memanfaatkan media talenan kayu untuk wadah melukis, kini kemampuannya melukis dituangkan pada kaos.

Maman menggunakan kain berjenis flannel dan katun combat yang paling ideal. Sebab, mudah dalam pengaplikasian. Sementara untuk warna, cenderung menggunakan warna-warna gelap. Seperti hitam, biru navy, merah marun, maupun cokelat. Ini karena warna-warna ini sangat mudah untuk “dirusak” dengan cairan pemutih.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Teknik pewarnaan pada kaos dengan konsep merusak warna untuk dapat membentuk sebuah gambar sesuai keinginan. Pemuda yang akrab disapa Maman ini mengatakan, meski baru satu tahun menekuni bisnis ini, dia bersyukur telah mendapatkan respons cukup baik dari pelanggannya. “Alhamdulilah responsnya cukup positif karena di Tulungagung juga masih jarang yang menekuni teknik ini,” terangnya.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Proses pembuatan kaos cabut warna sendiri bermula saat ia menggambar sketsa pada kaos polos menggunakan pensil gambar dan didesain sesuai kreativitas. Usai sketsa terbentuk sempurna, masuk pada proses cabut warna. Lalu dia mulai menggoreskan cairan pemutih pada sketsa yang telah dibuat. “Pada dasarnya mirip seperti melukis biasa, hanya saja kuas yang digunakan hasil modifikasi sendiri dan cat warna yang digunakan adalah kain pemutih pakaian,” bebernya.

Maman mengaku, hal paling sulit dari proses pengerjaan ini adalah ketika menggambar bagian mata dan mulut. Sebab, poin pada gambar terletak pada kedua indra tersebut. Namun, berbeda jika gambar yang dibuat adalah sketsa hewan maupun gambar ilustrasi lainnya.

Baca Juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Razia Petugas Gabungan

Untuk satu kali produksi kaos, memerlukan waktu kurang lebih 1-2 jam, tergantung tingkat kerumitan gambar yang dibuat dan besar kecilnya sketsa. Sementara untuk satu hari dia mampu memproduksi paling banyak 3-4 buah kaos. Kedepannya ia bertekad ingin tetap melanjutkan bisnisnya ini. Terlebih saat ini pasar bisnisnya mulai merangkak naik. Yakni ke pasar Banyuwangi, Sidoarjo, dan lokal Tulungagung. Dsy15

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU