Hawane Sumuk Polll

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 13 Nov 2020 21:10 WIB

Hawane Sumuk Polll

i

Hawa panas yang dua pekan ini menyerang Surabaya, membuat beberapa anak-anak mencari pendingin dengan mandi di kali Jagir Wonokromo, Jumat (13/11/2020). SP/Patrick

 

BMKG Akui ada Gelombang Panas di Surabaya dan Jawa Timur Sekitar 33 – 36 Derajat Celsius, Serta Disertai Angin Kencang dan Gelombang Tinggi di Kawasan Pesisir 

Baca Juga: DJP Jatim 2 Gandeng Media untuk Tingkatkan Pencapaian Target Pajak

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Dalam dua minggu terakhir, tepatnya awal bulan November 2020, suhu di kota Surabaya mendadak ekstrem. Beberapa warga terasa suhu di kota Surabaya lebih panas dari biasanya. Selain suhu panas, pun juga disertai angin cukup kencang. Sampai, muncul pesan berantai terkait cuaca ekstrim di Jawa Timur dengan suhu panas bisa mencapai 4 derajat kembali beredar di grup whatsapp.

Dalam pesan itu disebutkan suhu bisa mencapai 40 hingga bahkan 50 derajat di Jatim akibat gelombang panas yang melanda Indonesia, Malaysia dan beberapa negara lain. Pesan itu juga membagikan tips untuk rajin minum air putih agar tidak dehidrasi.

Tips lain yang diberikan juga jangan langsung minum air dingin di siang hari ketika cuaca panas. ”Pada 40 derajat, jangan Anda langsung minum air es. Karena pembuluh darah mikro bisa meledak. Seorang temannya, dari terkena terik matahari masuk ke rumah, mencuci kaki dengan air dingin.*l Pandangan mata jadi kabur, dia pun pingsan," tulis isi pesan itu.

Pesan itu juga melarang untuk menyiram atau menyeka bagian tubuh yang panas terkena sengatan terik, dengan air dingin. "Anda membutuhkan sekitar 30 menit untuk membuat tubuh menjadi dingin sesuai suhu dalam ruangan," tulis pesan itu lagi yang juga menyarankan minum air hangat suam, 34-36 Celcius.

Ternyata, pesan berantai terkait hawa panas juga beberapa diterima oleh warga kota Surabaya. Tak hanya menerima pesan berantai itu, warga kota menyadari, bahwa suhu di kota Surabaya beberapa akhir ini terlihat panas, gerah dan sumuk.

“Gak biasanya. Sudah pakai AC aja di mobil, kadang masih sumuk. Ternyata pengukur suhu di kendaraan mencapai 36 derajat,” kata Lanny, warga Rungkut Surabaya, saat ditemui Surabaya Pagi di salah satu mall di Surabaya, Jumat (13/11/2020).

Menurut Lanny, hawa sumuk ini ingin selalu minum banyak, dikarenakan tenggorokan terasa kering. “Rasanya lho mas, pengen minum dingin ae! Dirumah gini beberapa hari aku cuma pake baju tipis. Meski sudah pakai AC,” tambahnya.

Hawa Suhu panas juga dialami beberapa Jemaah sholat jumat di wilayah Gubeng Kertajaya dan Gubeng Airlangga. “Hadohhhh, mlaku dilut ae kemringet. Padahal sak durunge budhal masjid ini wis adus,” celetuk salah satu pria yang sholat jumat di salah satu masjid di Gubeng Airlangga Gang IV Surabaya, Jumat (13/11/2020).

 

Suhu 40 Derajat, Hoax

Namun, terkait suhu panas di kota Surabaya dibenarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Tetapi menanggapi pesan berantai yang beredar diberbagai platform media sosial, dan whatshapp bahwa Indonesia akan dilanda gelombang panas hingga suhu 40 derajat, tidak benar atau hoaks.

"Berita itu hoax. Memang Jawa Timur sedang mengalami cuaca panas, tapi tidak sampai suhu segitu (40-50 derajat). Tidak ada suhu segitu. Dua pekan terakhir sekitar 33-36 derajat," ujar Teguh Tri Susanto, Kasi Data dan Informasi (Datin) BMKG Juanda Surabaya, Jumat (13/11/2020).

Saat ini, cuaca di Jawa Timur sedang dilanda gelombang panas, dan diikuti angin kencang yang sering terjadi.

"Pada saat ini, angin timuran masih dominan di wilayah Jawa Timur, sehingga sifatnya masih belum terlalu basah. Maka potensi curah hujan juga belum terlalu intens. Angin kencang yang berhembus disebabkan karena adanya daerah tekanan tinggi di barat Australia dan tekanan rendah di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra," kata Teguh Tri Susanto dalam menyampaikan penyebab angin kencang.

 

Waspadai Gelombang Tinggi

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

Perbedaan tekanan udara antara wilayah utara dan selatan Katulistiwa yang cukup signifikan menyebabkan kondisi medan angin secara regional menunjukkan pola Fetch (Angin dengan arah konstan dalam area yang luas) yang cukup panjang. Hal itu menyebabkan potensi peningkatan kecepatan angin semakin tinggi.

"Berdasarkan data medan angin jam 12 UTC tanggal 11 November 2020, perbedaan tekanan mencapai 12 mb, dimana nilai tekanan di wilayah selatan mencapai 1020 hPa, sedangkan di sebelah barat Sumatera hanya 1006 hPa. Hal ini menyebabkan peningkatan kecepatan hembusan Fetch, terutama yang masuk celah Selat Madura," jelasnya.

Peningkatan kecepatan angin di pesisir timur Surabaya memicu terjadinya peningkatan tinggi gelombang dalam skala lokal (mencapai 1 meter). Kemudian bertepatan dengan pasang air laut maksimum, sehingga dapat menyebabkan banjir rob lebih tinggi di pesisir timur Surabaya.

"Masyarakat di wilayah pesisir Surabaya kami himbau untuk meningkatkan kewaspadaan dampak gelombang tinggi dan angin kencang serta terus memperhatikan informasi terkini dari BMKG melalui media informasi," himbau Teguh.

 

BPBD Siaga

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, sudah mengupayakan kesiapsiagaan di Kabupaten dalam rangka antisipasi dampak yang ditimbulkan.

Yakni melaksanakan program pentahelix yang merupakan gabungan dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, pakar dan media. “Program tersebut berupa penguatan desa tangguh dimana masyarakat yang tinggal di daerah rawan dan punya kerentanan, dikuatkan berbagai kemampuan," ujar Yanuar Rachmadi, selaku Plt Kalaksa BPBD Jawa Timur, kepada Surabaya Pagi, Jumat (13/11/2020).

Dengan adanya program tersebut, masyarakat dapat mengenali ancaman, mengantisipasi, mampu untuk menghindar, mampu untuk hidup harmoni dan  mampu bangkit kembali dari keterpurukan akibat dampak bencana. Masyarakat disiapkan secara mental dan kapasitas melalui pelaksanaan simulasi yang dilakukan secara terpadu.

"Termasuk di dalamnya, dalam menyiapkan tempat evakuasi, jalur evakuasi, rambu-rambu evakuasi, rambu-rambu informasi peringatan, pemasangan alat peringatan dini,  penempatan dan penyiapan dapur umum, penempatan pos kesehatan dan penyiapan pos logistik dan peralatan," tambah Yanuar.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

Dengan kesiapan dan pelatihan yg dilakukan bersama secara intensif dan terpadu, diharapkan masyarakat lebih siap dalam menghadapi segala kemungkinan yg akan terjadi kedepan.

 

Harapan Nelayan

Sementara, terkait ombak pesisir laut Kenjeran Surabaya yang Rabu (11/11/2020) malam cukup tinggi dan menghantam beberapa nelayan. Para nelayan Kenjeran berharap, akhir pekan, ombak bisa mereda.

Ihsan Ketua Paguyuban Nelayan Bintang Sejaterah menyampaikan bahwa ketinggian ombak pada Kamis (12/11/2020) malam terlihat mulai lebih rendah dibandingkan pada malam sebelumnya.

“Belum normal memang. Tapi kalau dibandingkan malam sebelumnya, tadi malam ombaknya lebih rendah. Ombaknya masih besar tapi ketinggiannya berangsur turun. Semoga segera normal, ” kata Ihsan, Jumat (13/11/2020).

Warga masyarakat sepanjang pesisir Kenjeran, diantaranya di kawasan Nambangan maupun di Cumpat bermatapencaharian sebagai nelayan. Mereka sepenuhnya menggantungkan hidup dari hasil laut. Pada kondisi ombak laut tidak bersahabat, satu-satunya pilihan adalah tidak melaut.

“Kalau tidak melaut sama saja kehilangan mata pencaharian. Karena warga disini semuanya nelayan. Kerjanya yaa di laut. Kalau lautnya ombak tinggi, ya libur. Mau gimana lagi, ” tegas Ihsan.

Karena itu, lewat doa dan permohonan pada Allah SWT, lanjut Ihsan nelayan berharap ombak kembali normal agar nelayan bisa kembali ke laut mencari nafkah bagi keluarga. mbi/pat/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU