Krisis Populasi, Warga Hongkong Lebih Pilih Childfree dan Pelihara Kucing

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 21 Mei 2023 09:50 WIB

Krisis Populasi, Warga Hongkong Lebih Pilih Childfree dan Pelihara Kucing

i

Illustrasi warga di Hongkong. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Dilansir dari Hongkong Free Press (HKFP) yang melaporkan bahwa jumlah kelahiran di Hongkong terus menurun drastis. Penurunan angka kelahiran tersebut mengakibatkan Hongkong mengalami krisis populasi setelah warganya kebanyakan tak mau memiliki anak. 

Diketahui, salah satu sebuah survei tahun 2023 oleh Hong Kong Women Development Association (HKWDA) menunjukkan, lebih dari 70 persen responden berusia 18 tahun ke atas tidak memiliki rencana untuk melahirkan.

Asosiasi Keluarga Berencana Hong Kong juga melakukan survei kepada lebih dari 8.000 siswa sekolah menengah pada tahun 2022. Hasilnya terjadi penurunan keinginan untuk memiliki anak di masa depan.

Pada 2011, sebanyak 84 persen anak laki-laki dan 70 persen perempuan ingin memiliki anak. Namun pada 2021 jumlahnya menurun menjadi 70 persen dan 55 persen. Hal itu menandakan terjadinya perubahan sikap untuk melahirkan anak.

Oleh karenanya, pada 2029, populasi usia sekolah berusia 12 tahun diperkirakan turun 16 persen dari 71.600 tahun ini menjadi 60.100. Pada saat yang sama, telah terjadi peningkatan yang mencolok dalam usia rata-rata pernikahan pertama dari 26,2 untuk perempuan dan 29,1 untuk laki-laki pada tahun 1991, menjadi 30,4 dan 31,9, menurut Departemen Sensus dan Statistik.

Menanggapi kejadian tersebut, Sekretaris Pendidikan Kota Christine Choi mengatakan, ada lima sekolah dasar yang tidak akan menerima dana untuk kelas tahun pertama lantaran terlalu sedikit murid yang mendaftar. Lambat laun, sekolah tersebut akan ditutup seiring menurunnya jumlah murid yang mendaftar.

"Jika Anda mengatakan [mencabut subsidi untuk] kelas yang kekurangan satu murid berarti kurangnya kasih sayang, maka hal yang sama dapat dikatakan untuk menariknya dari kelas 14. Apa [ukuran kelas] yang masuk akal, dalam hal ini ?" Choi, dikutip Minggu (21/05/2023).

"Fakta yang tak terbantahkan bahwa populasi usia sekolah menurun," kata Biro Pendidikan dalam dokumen yang diserahkan ke Dewan Legislatif pada bulan Maret.

Penduduk di Hongkong Pilih Pelihara Kucing

Seorang manajer pemasaran berusia 34 tahun bernama Ah Ying mengatakan bahwa ia tidak ingin mempunyai anak, meskipun sang suami terbuka untuk memiliki anak.

Dia memilih keputusan untuk tak memiliki anak karena kerusuhan sosial pada 2019. Kondisi itu terjadi ketika China memperketat pengaruhnya melalui undang-undang keamanan nasional serta melakukan perombakan sistem pemilu untuk memastikan bahwa hanya “patriot” yang memerintah.

Dengan sekolah yang menekankan patriotisme, ia sangat khawatir anak-anak suatu saat nanti akan dicuci otaknya.

Selain itu, faktor biaya membesarkan anak dengan budaya yang kompetitif yang dimulai dari tingkat balita cukup membebaninya.

Dia dan suaminya pun memilih untuk mengadopsi seekor kucing tahun lalu dan menganggapnya sebagai anggota keluarga. Mereka juga tidak membicarakan tentang anak karena sudah digantikan oleh kucing. dsy/dc/ink/p

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU