Home / Hukum dan Kriminal : ANALISA BERITA

Mafia Tambah Intimidasi Investor

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 06 Nov 2022 20:48 WIB

Mafia Tambah Intimidasi Investor

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai jika kasus mafia tambang di Indonesia sudah menjadi tradisi, khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel). Para mafia ini diduga menggunakan perangkat negara seperti aparat penegak hukum untuk mengintimidasi para investor agar melepas kepemilikan tambang hingga mengalami kerugian miliaran rupiah.

"Praktik-praktiknya memang banyak mengindikasikan atau seringkali diwarnai dengan pengaruh dari shadow government, kemudian ada praktik-praktik ilegal yang sering kali merugikan bagi masyarakat sekitar dan juga bagi lingkungan," kata Faisal, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Baca Juga: Gus Muhdlor, Mendadak Sakit, Jumat Kelabu Urung

Untuk itu, Faisal mendesak KPK, Kejaksaan Agung dan Polri turun sampai ke praktik mafia tambang. "Saya rasa setuju kalau kemudian Kejaksaan Agung, KPK dan Polri memang mesti harus turun sampai ke bawah, sampai ke praktik-praktik sektor pertambangan ini, karena itu masih marak sampai sekarang," lanjutnya.

Ia pun berharap pemerintah melakukan pengawasan dan juga investigasi yang lebih luas dan lebih ketat. Menurutnya, KPK harus turun lebih intensif lagi sampai ke daerah, bukan hanya di pusat.

"Karena ini sudah marak di banyak daerah dan tipikal terjadi juga di industri atau bisnis tambang dan itu seharusnya menjadi fokus utama juga bagi KPK," kata dia.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sidoarjo Desak KPK Tahan Tersangka Bupati Gus Muhdlor 

Sementara Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat, Hari Purwanto menilai jika maraknya mafia tambang yang bermunculan karena kurangnya audit pengawasan lapangan, illegal minning serta lemahnya tata kelola dan perizinan sektor pertambangan.

"Tentunya peran pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk meminimalisir maraknya mafia tambang. Maraknya mafia tambang ini adalah perlawanan terhadap aturan baku dalam mencari keuntungan," kata Hari.

Menurut Hari, mafia tambang tidak mungkin bisa bergerak bila tidak mendapat beking oknum aparat, birokrasi bahkan politisi. Sehingga sangat perlu kerjasama aparat penegak hukum yaitu Mabes Polri, KPK dan Kejaksaan Agung untuk mengusut tuntas dan memberantas kasus mafia tambang.

Baca Juga: Warga Sidoarjo Minta KPK Segera Tahan Gus Muhdlor

Apalagi, kata dia, pemerintah baru saja menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2022 tentang Perlakuan Perpajakan dan/atau Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Bidang Usaha Pertambangan Batu Bara.

"Tentunya PP No 15 Tahun 2022 dapat menjadi acuan aparatur hukum untuk membantu meningkatkan pendapatan negara dari sektor tambang, di mana Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut realisasi penerimaan pajak di sektor pertambangan pada kuartal I/2022 tumbuh 195,4% dari periode yang sama tahun lalu," katanya. erk/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU