Mie Ayam 'UGD', Mie Viral Dari Bahan Wortel dan Bayam

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 22 Jun 2021 16:25 WIB

Mie Ayam 'UGD', Mie Viral Dari Bahan Wortel dan Bayam

i

Proses pembuatan mie ayam UGD yang sedang viral di Kota Mojokerto. SP/Dwy Agus Susanti

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Mie ayam UGD alias Uenak Giling Dewe menjadi incaran pengunjung Rest Area Gunung Gedangan, Kota Mojokerto. Selain rasanya yang enak, mie yang terbuat dari campuran tepung dan sayur-sayuran ini juga bebas pengawet, berikut liputannya.

Arik Agustiani (51), warga Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto terinspirasi untuk membuat mie yang sehat dan aman dikonsumsi. Sehingga pembeli tidak was-was untuk menyantap mie ayam yang dijualnya.

Baca Juga: Dorong Daya Beli Masyarakat, Kejaksaan dan Pemkot Mojokerto Sinergi Gelar Bazar Sembako Murah

Ibu tiga anak ini mencampur sayur-sayuran wortel dan bayam dengan tepung untuk diolah menjadi mie yang kenyal dan nikmat.

 

"Kalau campurannya sari bayam, mienya berwarna hijau. Sedangkan jika campuran sari wortel, mienya akan berwarna oranye seperti warna asli wortel," ujarnya saat ditemui di kedai mie UGD miliknya, Senin (22/6) sore.

Wanita berkulit putih ini menuturkan, mie bikinannya ini hanya bertahan lima hari jika ditaruh di dalam kulkas. Dan jika di tempat biasa, hanya mampu bertahan sehari saja.

"Masa kadaluarsanya memang tak bisa lama, karena bahannya alami dan tanpa pengawet. Untuk itu kita tak berani memproduksi mie dalam jumlah banyak, khawatir rugi kalau gak habis" imbuhnya.

Arik mengaku dalam sehari ia hanya memproduksi 5 kilogram mie bayam dan wortel, itu untuk porsi 75 mangkuk. "Per porsi berisi 90 gram mie, selada dan topping ikan irisan ayam bumbu kecap serta ceker. Harganya murah meriah hanya Rp. 10 ribu saja per porsi," ujarnya.

Baca Juga: Kreasi Unik Vanilla, Siswi SD Kaliasin 1 Sulap Daun Sirih Jadi Kue Kering Lebaran

Ia menyebut, kedai mie ayamnya ini lain daripada yang lain, karena pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan mienya. Jadi pembeli langsung dibuatkan mie yang fresh from the oven. 

"Kalau ada yang pesan, langsung kita gilingkan mienya. Dan itu hanya butuh waktu 15 menit saja, karena bahan-bahan sudah kita siapkan semuanya," tukasnya.

 

Ditanya soal alasan memilih nama mie UGD, Arik mengaku itu sebagai strategi market saja. Ia hanya ingin nama kedainya mudah dikenal dan diingat dengan memakai nama yang tak lazim tersebut.

Baca Juga: Berkah Ramadhan, Pedagang Gula Aren di Lebak Beromzet Rp 50 Juta per Hari

"UGD itu kan identik dengan Unit Gawat Darurat, tapi untuk strategi pasar itu kita plintir menjadi 'Uenak Giling Dewe', biar mudah diingat," cetusnya.

Arik mengaku mendapat ilmu membuat mie ini dari pelatihan yang diberikan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto. Ia langsung mempraktekannya dan nekad membuka kedai di Rest Area Gunung Gedangan Kota Mojokerto.

"Biar ilmunya manfaat langsung kita praktekan, eeh lha kok laku keras," tandasnya bangga. Dwy

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU