Musim Paceklik, Nelayan Alih Profesi, Pemerintah Harus Turun Tangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 25 Mar 2021 16:38 WIB

Musim Paceklik, Nelayan Alih Profesi, Pemerintah Harus Turun Tangan

i

Para nelayan saat melaut/.SP/SAMMY MANTOLAS

SURABAYAPAGI, Surabaya - Musim paceklik bagi nelayan merupakan musim yang penuh dengan bencana bagi profesinya. 

Adanya angin barat yang berimplikasi pada cuaca ekstrem di laut membuat para nelayan memilih untuk tidak melaut. Musim ini biasanya terjadi antara rentan bulan Desember hingga April. 

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Ketua Forum Masyarakat Kelautan, Maritim dan Perikanan Oki Lukito menjelaskan, sepanjang musim paceklik berlangsung, mayoritas nelayan memilih untuk beralih profesi. 

"Masa-masa itu menjadi sangat sulit bagi mereka, sehingga mereka beralih profesi. Ada yang jadi kuli bangunan," kata Oki Lukito kepada Surabaya Pagi, Kamis (25/03/2021).

Tak tanggung-tanggung, jumlah nelayan yang beralih profesi sendiri mencapai hingga 11 ribu orang. Kebanyakan adalah nelayan pasongsongan asal Sumenep, Madura. 

"Bisa 2 bis, 3 bis, itu ke Jakarta untuk jadi kuli bangunan. Kalau Surabaya itu sekitar 1000 sampai 2000. Tapi kalau sudah pasosongan itu banyak, bisa 11 ribuan," katanya.

Menurut pria yang juga Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Pengusaha Pelayaran Rakyat (Pelra) Jawa Timur dan Bali, seharusnya pemerintah mulai dari pusat hingga ke daerah harus hadir dalam menyelesaikan persoalan para nelayan ini.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Pelabuhan Jangkar Situbondo Ditutup Sementara

"Dari dulu sampai sekarang persoalan itu tidak pernah teratasi. Mereka selama nganggur itu dikasih apa sama pemerintah," ucapnya

Seharus kata Oki, pemerintah menciptakan regulasi guna menyejahtrakan para nelayan tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan pemberdayaan berupa budidaya ikan.

Tujuannya agar, para nelayan tersebut memliki penghasilan tambahan yang itu berhubungan langsung dengan profesinya melaut.

Baca Juga: Imbas Banjir Semarang, KA Jakarta-Pasar Turi Surabaya Alami Keterlambatan

"Dikasih budidaya-budidaya kerapu, budidaya lobster. Kan mereka seharusnya diberdayakan, difasilitasi untuk budidaya,  sehingga mereka tidak merubah profesinya," tegasnya

Untuk memulai rencana tersebut, harus ada itikad baik atau good will dan kesadaran akan darurat paceklik bagi nelayan. Sinergitas pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan pemerintah provinsi maupun kota dan kabupaten dianggap sangat penting dilakukan.

Pemerintah harus fokus ke masa panceklik ini. Menjadi fokus tanggap darurat. Harus ada kebijakan yang good will, apalagi untuk nelayan pasongsongan Madura," katanya.sem

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU