Nasdem Perjuangkan Gelar Pahlawan KH Syaikhona Cholil Sejak 2019

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 21 Mar 2021 06:56 WIB

Nasdem Perjuangkan Gelar Pahlawan KH Syaikhona Cholil Sejak 2019

i

Seminar Nasional tentang usulan Gelar Pahlawan Nasional kepada KH Syaikhona Cholil yang digelar Partai Nasdem di Surabaya, Sabtu (20/3/2021). Foto : SP/Riko Abdiono

Surabaya - Partai Nasdem kembali mengkongkritkan usulan gelar pahlawan nasional untuk KH Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura. Tak hanya sebagai Guru dari KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama, KH Syaikhona Cholil ternyata banyak berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia menumpas penjajahan di negeri ini.

 

Kali ini, Partai Nasional Demokrat (NasDem) mendorong kepada Pemerintah agar kiai asal Bangkalan, Madura itu dijadikan sebagai pahlawan nasional. Pengusulan Syaikhona Kholil tersebut, dikongkritkan dalam Seminar Nasional dengan tema ‘Syaikhona Kholil Guru Para Pahlawan’ yang digelar Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di Hotel Mercure Grand Mirama, Surabaya, Sabtu (20/3/2021). Sejumlah tokoh, ulama, pejabat, santri dihadirkan dalam seminar nasional tersebut baik secara fisik maupun virtual.

Hasan Aminudin, Ketua DPP Partai Nasdem bidang Keagamaan dan Masyarakat Adat mengatakan,  Partainya sangat mendorong pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Kholil. "Rencana tersebut telah dilakukan sejak lama, dan telah melalui kajian yang intens. Kami targetkan tahun ini selesai (2021),” kata Anggota DPR RI asal Jawa Timur ini.

Menurutnya, usulan ini hanya sekedar mengingatkan saja agar pemerintah memberikan gelar kepada Syaikhona Kholil. "Beliau adalah Guru dari banyak pahlawan dan Waliyulloh di Republik ini," terangnya lagi.

Ini terbukti, jasa tokoh asal Bangkalan itu, cukup besar bagi bangsa Indonesia. “Apa kontribusi Syaikhina Kholil? Hubbul Wathon Minal Iman. Cinta tanah air bagian dari iman, itu tulisan tangan beliau," sebut mantan Bupati Probolinggo ini.

Seharusnya, tambah Anggota Komisi IV DPR-RI ini, pemerintah menyadari kontribusi warganya yang turut berjuang demi negara. Negara berkewajiban memberikan gelar kepada warga yang banyak tanam terhadap sejarah di republik yang kita cintai dan ajarannya memberikan kontribusi terhadap orang yang lain.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel yang juga hadir langsung dalam Seminar tersebut mengatakan, jika upaya memperjuangkan KH Syaikhona Cholil atau akrab disapa Ra Cholil sebagai Pahlawan Nasional ini adalah bentuk menghargai jasa setiap orang yang telah mendarmabaktikan  pada bangsa dan negara. Menumbuhkan semangat kepahlawan keapda generasi muda. Serta menumbuhkan sikap keteladanan pada seluruh bangsa Indonesia di masa-masa mendatang. "Nasem selalu memberikans semangat kepada kita semua agar tidak pemerintah menjadikan bagian dalam gelar kepahlawanan untuk KH Syaikhona Cholil," terang Gobel sembari menyebut jika awal perjuangan kepahlawanan KH Syaichona Cholil ini mulai dilakukan Partai Nasdem sejak 15 Februari 2019 lalu.

Senada, Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Abdul A'la, mengungkapkan, ada tiga kelebihan dari Syaikhona Kholil yang tidak ditemukan pada ulama-ulama lain se zamannya. Pertama, kata A'la, adalah karakteristik keilmuan Syaikhona Kholil yang berbeda dengan karakteristik keilmuan ulama-ulama lain. 

"Dari karakteristik keilmuan beliau ini, Syaikhona Kholil mengembangkan strategi perjuangannya yang juga berbeda dengan orang lain, yang dalam derajat tertentu strateginya sangat jitu," kata A'la dalam seminar nasional 'Syaikhuna Kholil Guru Pahlawan' oleh Fraksi Nasdem MPR RI di Hotel Mercure Surabaya, Sabtu (20/032021). 

Strategi berbeda itulah yang mengecoh pandangan penjajah Belanda sehingga Syaikhona Kholil tak begitu banyak mengalami hambatan dalam berjuang. Karena itulah Syaikhona Kholil leluasa menyiapkan santri-santrinya untuk menjadi pejuang yang tangguh dalam memerangi penjajahan di Bumi Pertiwi.

“Sehingga Syaikhona Kholil tidak begitu dimusuhi walaupun pernah ditahan. Tidak begitu dimusuhi Belanda, tapi justru bagaimana mempersiapkan pejuang-pejuang yang andal, santrinya semuanya. Kakek saya dulu murid dari Syaikhona Kholil. Kakek saya, KH Abdullah Sajjad, yang meninggal karena ditembak Belanda,” kata A’la.

Guru Besar bidang Sosiologi Agama itu menambahkan, hal yang membedakan lainnya dari ulama-ulama lain ialah pengaruh Syaikhona Kholil yang sangat besar dan tetap dirasakan sampai sekarang. Bahkan, lanjut A’la, peneliti Barat menyebut Syaikhona Kholil dengan ‘Haji Kecil di Madura’ yang apabila seseorang belum pernah berziarah ke makamnya belum dikatakan sempurna predikat kemuslimannya.

Seminar yang digelar Fraksi Nasdem di MPR itu adalah bagian dari pengujian secara akademik sebagai syarat pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Hadir pula sebagai pemateri dalam kesempatan itu, peneliti sejumlah ulama, kiai, dan pesantren di Jawa Timur, Wasid Mansur, dan Ketua Tim Kajian Akademik dan Biografi Syaikhona Kholil.

Sebagai undagan kehormatan, hadir Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Miftachul Akhyar, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, perwakilan dari Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, dan dari ormas dan organisasi kepemudaan lainnya. rko

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU