Pasca Pertemuan Prabowo-SBY di Pacitan, Koalisi Pendukung Anies Terancam Goyang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 23 Mei 2023 20:51 WIB

Pasca Pertemuan Prabowo-SBY di Pacitan, Koalisi Pendukung Anies Terancam Goyang

i

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kabupaten Pacitan, Sabtu, 20 Mei 2023 lalu.

Partai Demokrat Ancam Juni 2023, Anies Baswedan tak Deklarasi Bacawapres, Demokrat akan Pilih Opsi Lain

 

Baca Juga: Jokowi vs Mega, Prabowo vs Mega = Kekuasaan

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Dinamika politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, mulai mencuat hanya hitungan hari. Pasca pertemuan Prabowo-SBY di Pacitan, Sabtu (20/5/2023), Partai Demokrat umumkan ancam lakukan opsi lain, bila Anies Baswedan tak segera deklarasikan bakal calon wakil presiden hingga Juni 2023.

"Mungkin hipotesanya soal koalisi, kalau koalisi segera terbentuk, maksudnya capres-cawapresnya deklarasi, kalau menurut survei Kompas ini kan ada kemungkinan partai Demokrat dan pendukung Koalisi Perubahan akan naik, tapi juga masih hipotesa mengandaikan bahwa itu ada coattail effect," kata Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief kepada wartawan, Selasa (23/5/2023).

Andi Arief merespons soal Demokrat turun versi survei Litbang Kompas. Hasil survei yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, PDI-P merupakan partai politik dengan elektabilitas tertinggi saat survei digelar. "Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih meraih elektabilitas tertinggi, yaitu 23,3 persen atau sedikit meningkat (0,4 persen) dibandingkan survei Januari 2023," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Selasa (23/5/2023).

Berdasarkan survei, posisi PDI-P di urutan teratas diikuti oleh Partai Gerindra yang mempunyai elektabilitas sebesar 18,6 persen atau naik 4,3 persen dibandingkan hasil survei pada bulan Januari 2023. Di bawah PDI-P dan Gerindra, ada Partai Demokrat dengan elektabilitas 8,0 persen, Partai Golkar 7,3 persen, Partai Nasdem 6,3 persen, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5,5 persen.

 

Target Demokrat

Andi Arief menyebut pihaknya memberi target agar Koalisi Perubahan deklarasi di bulan Juni 2023. Menurutnya, Demokrat akan mulai memikirkan opsi lain jika tak kunjung ada deklarasi.

"Sedang kita pelajari dan memang kami menargetkan bulan Juni akan ada deklarasi, kalau bulan Juni tak akan ada deklarasi, maka akan sulit buat partai partai pendukung seperti NasDem, PKS dan Demokrat. Ya artinya bahwa kemungkinan-kemungkinan opsi lain juga akan dipikirkan," ucapnya.

Namun demikian, Andi Arief menyebut pihaknya juga masih mempelajari alasan Demokrat mengalami penurunan elektabilitas. Dia heran dengan fakta tersebut lantaran Demokrat tidak pernah melakukan kesalahan.

"Ini sedang kita pelajari bersama karena penurunan ini tentu pasti ada penyebabnya ya, sedang kami pelajari. Rasanya kami tidak banyak lakukan kesalahan, kecuali memang koalisi memang belum terbentuk," ujar dia.  

 

Prabowo Berkunjung SBY di Pacitan

Prabowo Subianto berkunjung ke Pacitan, kampung halaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain menjalankan tugas sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo menyempatkan untuk bersilaturahmi dengan SBY.

Kunjungan Prabowo ini,  setelah mengecek kesiapan ujung tombang TNI di Koramil 0801/01 Pacitan. Prabowo bertolak ke kediaman SBY di Jalan Lintas Selatan naik Alphard putih diiringi rombongan kendaraan lain.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambangi kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kompleks Museum dan Galeri Seni SBY-Ani di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

"Dari Koramil saya sempat mampir ke Pak SBY. Saya menjenguk beliau (sekaligus) halalbihalal. Ini masih bulan Syawal, ya," kata Prabowo saat diwawancarai wartawan di Lanud Iswahjudi Pacitan, Sabtu (20/5).

Rombongan Prabowo tiba di kediaman sekaligus Museum dan Galeri Seni SBY Ani itu sekitar pukul 10.00 WIB. Di museum itulah Prabowo dan SBY melakukan pertemuan secara tertutup. Wartawan yang hendak meliput pertemuan itu tidak diizinkan masuk.

 

Posisi Suara Tiga Parpol

Jika dilihat berdasarkan hasil Pemilu 2019, di antara ketiga partai koalisi,  Nasdem sedikit lebih 'kuat' karena memiliki raihan suara dan kursi DPR lebih banyak dari Demokrat dan PKS.

Baca Juga: Vinanda Datang Pertama di Undangan Pendaftaran Bacawali Demokrat Kota Kediri

Berikut perbandingan perolehan suara Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS pada Pemilu 2019 yakni Nasdem: 9,05%, Demokrat: 7,77%, PKS: 8,21% dan totalnya meraih 25,03%.

Bila Nasdem dan PKS yang usung Anies Baswedan, suaranya tak cukupi yakni Nasdem: 9,05% dan PKS hanya 8,21%. Praktis totalnya suara hanya 17,26%

Nasdem dikabarkan membuka ruang untuk cawapres dari luar koalisi, sedangkan Demokrat dan PKS dikabarkan menginginkan pendamping Anies berasal dari partainya masing-masing.

 

Minimal 25% Suara sah

Menurut UU No.7 Tahun 2017, partai atau koalisi partai yang hendak mengusung capres-cawapres harus memiliki minimal 25% suara sah nasional atau minimal 20% kursi DPR.

Artinya, koalisi Partai Nasdem-Demokrat-PKS sudah memenuhi persyaratan presidential threshold tersebut, baik dari jumlah perolehan suara maupun perolehan kursi DPR.

Tapi bila partai Demokrat Jadi mundur, bacapres Anies Baswedan, mesti cari suara yang bisa tutupi suara Demokrat. Bila tak bisa, bacapres Anies bisa terdegradasi atau tereliminasi dalam pilpres 2024.

 

Turunnya Demokrat Dialami NasDem

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali merespons pernyataan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut partainya akan memikirkan opsi lain jika hingga Juni tidak ada kepastian deklarasi capres cawapres. Ali menilai Partai Demokrat mencari opsi lain lantaran tidak dapat kepastian Ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan jadi cawapres Anies Baswedan.

Baca Juga: Ganjar tak Hadir, Sinyal Kuat PDIP Oposisi

"Mau ambil opsi lain? Pasti di pikiran kamu opsi lain itu Demokrat mau menarik diri dari Koalisi Perubahan. Atau mungkin bisa jadi karena ketidakpastian AHY jadi Wapres, atau dia ingin mengatakan bahwa kalau Anies tidak dengan AHY kami akan keluar," kata Ali saat dihubungi, Selasa (23/5/2023).

Ali mengatakan sejak awal partai di KPP sudah sepakat untuk membentuk kerja sama. Bahkan berdasarkan piagam perjanjian, setiap partai menyerahkan keputusan cawapres di Anies Baswedan.

"Memberikan mandat kepada Anies untuk memilih cawapresnya. Nah, mandat itu yang hari ini dan digunakan Anies untuk melakukan seleksi untuk mencari kira-kira (cawapres) yang pas," tutur Ali.

Ia mengatakan turunnya elektabilitas Partai Demokrat di Litbang Kompas juga dialami oleh NasDem. Ia menilai bisa saja penurunan itu lantaran ada partai yang ingin memaksakan kadernya menjadi pendamping Anies.

 

Jangan Buat Kegaduhan

"Kalau kemudian mengenai ini kan survei Kompas terakhir kan, ada penurunan atau suara Demokrat agak menurun kan, termasuk NasDem terus menjadi alasan itu, ya saya berpikir lain juga," tutur Ali.

"Jangan-jangan Anies ini tidak naik surveinya dan kemudian partai-partai yang berkoalisi turun surveinya karena ada partai yang sudah secara terbuka memasang-masangkan, terkesan memasangkan Anies dengan kader tertentu," sambungnya.

Menurutnya supaya asumsi seperti itu tak beredar, maka sudah semestinya anggota partai di KPP tak menyampaikan pernyataan yang membuat gaduh. Ali mengingatkan komitmen awal terbentuknya Koalisi Perubahan.

"Supaya kita tidak membangun asumsi yang kemudian membuat kegaduhan, yang berpotensi membuat keretakan di internal koalisi, sebaiknya semua kader atau parpol konsisten aja dengan pernyataan tunduk Ketumnya. Bahwa kenapa kemudian partai politik selalu ditempatkan sebagai institusi yang tidak dipercaya rakyat karena inkonsistensi itu. Jadi hari ini bicara mendukung Anies tanpa syarat, eh besok ketika tidak diuntungkan saya mundur deh," imbuhnya. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU