PDIP Ingatkan Anies Jangan Rebut Kekuasaan Halalkan Segala Cara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 19 Mar 2023 20:57 WIB

PDIP Ingatkan Anies Jangan Rebut Kekuasaan Halalkan Segala Cara

Kritik Soal Politik Identitas yang Digulirkan Lagi Anies Baswedan

 

Baca Juga: Yusril: Prabowo-Gibran Penuhi Syarat Dilantik Presiden

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menyoroti pernyataan bakal capres 'Koalisi Perubahan' Anies Baswedan soal politik identitas 'sesuatu yang tak terhindarkan'.

Said menilai jika Anies terus mengumbar politik identitas, maka menurutnya negara ini kualitasnya mundur ke zaman kolonial.

"Harganya sangat mahal, hanya karena rebutan kekuasaan tetapi menghalalkan segala cara. Saya berharap ambisi yang berlebihan dari Anies Baswedan untuk merebut kursi presiden, namun ia dan pendukungnya tetap tahu batas dan mawas diri dalam berkata kata," ingat Said Abdullah, Minggu (19/3/2023).

"Kalau Anies Baswedan terus mengumbar jalan politik identitas, sesungguhnya negara-bangsa yang telah kita jalankan lebih dari 77 tahun ini seperti set back, bahkan kualitasnya mundur seperti era kolonial, yang berkuasa selalu memecah belah, membuat kotak kotak identitas, yang minoritas akan selalu terjepit dalam gelanggang kekuasaan politik," lanjut Said.

Ia menilai mestinya Anies Baswedan dan pendukungnya malu dengan pendiri bangsa. Sebab menurutnya, pendiri bangsa tidak membedakan latar belakang identitas.

 

Masih Sisakan Perpecahan

"Harusnya Anies Baswedan dan para pendukungnya malu, kalau masih punya rasa malu dengan para pendiri bangsa. Betapa KH Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo dan tokoh tokoh Islam lainnya dengan besar hati, dan kedewasaan pikiran menyetujui penghilangan 7 kata dalam Piagam Jakarta, yang berarti memberi kesempatan yang sama pada seluruh anak bangsa untuk mendapatkan perlakuan yang sama, tanpa membeda bedakan latar belakang identitas, termasuk untuk menjadi pemimpin," ujarnya.

"Sangat mengerikan jika sosok yang pernah mengenyam pendidikan mentereng di luar negeri, dan pengalaman yang cukup banyak sekelas Anies Baswedan, namun pikiran dan jalan politiknya lebih terbelakang dari tokoh tokoh pendiri bangsa ini. Kita tidak bisa mengharapkan apapun dari sosok seperti ini, bangsa sangat berbahaya bagi keselamatan kelangsungan tatanan negara-bangsa ke depan," kata pria yang sempat maju dalam Pilgub Jatim 2013 mendampingi Bambang DH.

Ia menilai pengalaman terbelahnya warga di Pilkada DKI Jakarta 2017 masih menyisakan perpecahan. Said mengatakan, Anies dan partai politik pendukungnya memang memiliki hak untuk maju mencalonkan diri di Pemilu 2024, namun, ia meminta KPU dan Bawaslu tegas agar tidak terjadi lagi eksploitasi simbol politik identitas pada pertarungan Pemilu.

Baca Juga: AMIN dan Ganjar, Akui Saksinya Dintimidasi

"Cukuplah pengalaman pahit Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu yang membekas begitu mendalam, membuat segregasi sosial tajam di tengah-tengah rakyat. Hak Anies Baswedan dan partai politik pendukungnya atas nama konstitusi untuk ikut berkontestasi pada pemilihan presiden 2024 nanti. Namun saya berharap KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu untuk bersikap tegas atas eksploitasi simbol simbol identitas pada arena pemilu," ujarnya.

 

Pemilu Bukan Ruang Pertikaian

Menurut Said, Pemilu adalah ruang beradu gagasan dan program untuk kemajuan negara bangsa. Serta Pemilu bukan ruang pertikaian antar kelompok sosial karena pernyataan kontestan yang menegangkan perbedaan.

Bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, bicara terkait politik identitas saat menghadiri forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa di Surabaya yang diselenggarakan Partai NasDem. Anies Baswedan mengatakan politik identitas tak bisa dihindari lantaran setiap calon yang bersaing selalu punya identitas yang melekat pada dirinya.

"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," kata Anies di Surabaya, Sabtu (18/3/2023).

Baca Juga: Dugaan Nepotisme Jokowi 'Dijlentrekkan' di Gedung MK

 

Cerita Anies pada Pilkada DKI

Anies lantas bercerita tentang apa yang terjadi pada Pilkada DKI 2017, di mana kala itu yang bersaing adalah paslon dengan latar belakang beda agama. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

"Yang terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," jelas Anies.

Oleh sebab itu, kata Anies, penting bagi tiap calon yang bersaing dalam pemilu untuk memiliki kedewasaan setelah pemilu selesai. Dia juga tidak masalah jika kemudian ada yang tidak menyukai dirinya.

"Yang menang mau merangkul yang kalah. Sedangkan yang kalah juga harus mau mengakui kekalahannya. It doesn't matter if you don't like me, tidak masalah jika anda tidak suka dengan saya. Tapi saya akan selalu mengajak siapapun untuk berdiskusi, bersama-sama membangun gerakan-gerakan yang kontributif membawa perubahan," ujar Anies. n jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU