Penyandang Tunanetra yang Hafalkan 14 Juz Al-Quran

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 10 Mei 2021 10:21 WIB

Penyandang Tunanetra yang Hafalkan 14 Juz Al-Quran

i

Misiran saat melafalkan ayat suci Al-Quran. SP/ KDR

SURABAYAPAGI.com, Kediri - Misiran yang merupakan penyandang tunanetra tak pantang menyerah untuk menghafal Alquran. Dirinya sudah belajar sejak usia 20 tahun, kini dia berhasil menyandang predikat hafiz. Ia menggunakan talking pen yang merupakan satu paket dengan Alquran khusus penyandang tunanetra tersebut.

Talking pen memang jadi alat penting bagi Misiran untuk menghafal Alquran. Lewat alat itu, dia belajar membaca per surat. Jika di tengah-tengah dia lupa hafalannya, mau tak mau harus mengulang lagi dari awal.

Baca Juga: Pegiat Lingkungan yang Gencar Edukasi Para Milenial Blitar

Dengan tekad yang kuat, Misiran sudah membuktikan jika keterbatasan fisiknya tidak menjadi hambatan. Dia bisa menghafal Alquran setelah belajar lebih dari 15 tahun. “Saya sudah mondok di sini sejak umur 17 tahun. Saya lupa persisnya (umur saat mondok, Red),” lanjutnya, Senin (10/5/2021).

Bermukim di pondok membuatnya semakin kepincut dengan Alquran. Terutama, setelah dia rutin mendengar lantunan ayat suci yang lembut setiap harinya. Meski sudah muncul niat untuk menghadal Alquran, dia tidak bisa langsung belajar menghafal. Sebab, saat itu belum ada Alquran braile.

Menginjak usia 20 tahun, barulah dia belajar menghafal Alquran. Awalnya, dia belajar menghafal dengan mendengarkan teman-temannya membaca Alquran. Selain menyimak lantunan ayat suci secara langsung, dia juga belajar dari lantunan talking pen atau pena elektronik.

Baca Juga: Punakawan Petruk Ajak Anak Cintai Lingkungan Hidup

Setelah benar-benar menghafal surat dalam Alquran, dia lantas setoran ke pengurus pondok. Terutama untuk memastikan benar atau tidaknya hafalannya. Demikian juga dengan tajwid-nya.

Misiran mempunyai dua Alquran braile lengkap dengan talking pen-nya. Alquran braile pertama didapatnya dari almarhum Syekh Ali Jaber saat bertemu di Surabaya tahun 2014 silam.  Kemudian, Alquran braile kedua didapat dari pertemuan tunanetra se-Jawa Timur di Jember pada 2019 lalu.

Untuk belajar menghafal tiap ayat, Misiran hanya bisa melakukan dengan aplikasi di ponsel. Tetapi, hal itu sulit dilakukan karena dia mengaku kesulitan mengoperasikan gawai. “Sekarang saya sudah hafal 14 jus. Masih harus terus belajar biar hafal semua,” uirainya senang.

Baca Juga: Pantang Mundur Lestarikan Mata Air Hingga Jadi Lokasi Wisata

Momen Ramadan jadi waktu yang berharga baginya. Jika hari biasa dia hanya mengaji dua kali sehari, saat bulan puasa bisa memiliki lebih banyak waktu. Dalam sehari dia bisa empat hingga lima kali belajar menghafal Alquran. Selain di musala, tempat favoritnya untuk belajar adalah di kamar.

Sementara itu, semangat Misiran dalam menghafal Alquran diapresiasi oleh santri dan pengurus pondok. Ridhoi, salah satu pengurus pondok mengaku sering mendampingi Misiran dalam menghafal. Dsy11

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU