Samirin Eksis Ciptakan Properti Pentas Seni Jaranan di Masa Pandemi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 14 Apr 2021 12:16 WIB

Samirin Eksis Ciptakan Properti Pentas Seni Jaranan di Masa Pandemi

i

Samirin saat mengecet properti kuda lumping buatannya. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Kecintaannya terhadap seni budaya yang tinggi tak membuat Samirin pantang menyerah untuk terus menciptakan properti pentas seni jaranan di tengah pandemi Covid-19. Bahkan rumah Samirin dipenuhi berbagai anyaman berbentuk kuda. Hal tersebut menandakan ciri khas rumah Samirin yang memang berprofesi sebagai pengrajin kuda lumping, properti dari pentas seni jaranan.

Semenjak pandemi Covid-19, usahanya juga ikut terdampak. Bahkan hampir mati suri. Hal ini menyusul regulasi pemerintah yang tidak memperbolehkan adanya pertunjukkan seni dalam upaya memutus sebaran Covid-19. “Lumayan. Bahkan dua bulan belum tentu laku sama sekali. Mengingat tidak ada pertunjukan,” jelas pria yang sebelumnya berprofesi sebagai sopir ini.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Padahal normalnya, dia bisa menjual dua set dalam satu bulan. Satu setnya berisi 6 kuda lumping. Tingginya permintaan ini, karena banyak masyarakat yang suka dengan pertunjukan seni jaranan itu. “Meski demikian, saya tetap bertahan. Itu karena saya suka dengan seni dan ingin melestarikan budaya ini,” tuturnya.

Samirin memiliki tempat khusus untuk menciptakan properti pentas seni jaranan yang biasanya ia sebut dengan bengkel. Namun, bukan bengkel otomotif, melainkan bengkel tempatnya bekerja membuat kerajinan kuda lumping.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Ada berbagai model kuda lumping buatannya. Di antaranya Pegon, Senterewe, Kedirian, dan Jawa yang memiliki ukuran cukup besar seperti ukuran kuda aslinya. “Yang tersedia di sini hanya stok apabila ada teman-teman seniman yang membutuhkan cepat,” terangnya.

Samirin cukup bangga dengan karyanya. Bahkan pemasarannya sudah tembus hingga luar Jawa. Seperti Kalimantan, Riau dan kota/kabupaten di Jawa Timur. Rata-rata pemesan merupakan sesama seniman. “Belum merambah ke online. Masih gethok tular dari seniman-seniman gitu. Karena pengrajinnya hanya saya sendiri, terkadang dibantu anggota saya untuk nge cat,” jelasnya.

Baca Juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Razia Petugas Gabungan

Dia berharap stok tersebut segera habis sehingga dapat mengembalikan pendapatannya yang sempat tertunda setelah pemerintah memberikan relaksasi dengan memperbolehkan digelarnya seni pertunjukan. “Kami berharap pandemi segera mereda dan pemerintah mau memperhatikan kami sebagai seniman agar seni tradisi ini tidak punah,” tandasnya. Dsy19

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU