Sepekan, Terjadi 1,57 Juta Kasus Baru Covid-19 di India

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 07 Mei 2021 21:44 WIB

Sepekan, Terjadi 1,57 Juta Kasus Baru Covid-19 di India

i

Petugas menyiapkan pembakaran untuk membakar jenazah Covid 19 di India.

 

SURABAYAPAGI.COM, New Delhi - India melaporkan rekor baru kenaikan kasus harian Covid-19 pada Jumat (7/5/2021). India mencatat 414.188 kasus baru dalam sehari.

Baca Juga: Tentara Bayaran WNI di Ukraina, Bisa Propaganda Rusia

Maka jumlah total kasus baru selama seminggu ini naik menjadi 1,57 juta, demikian Reuters melansir laporan otoritas Kesehatan India.

Gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India terus melonkak hingga jumlah total kasusnya sekarang mencapai 21,49 juta orang terinfeksi. Infeksi Covid-19 menyebar dari kota-kota yang penuh sesak ke desa-desa pedesaan terpencil yang merupakan rumah bagi hampir 70 persen masyarakat dari 1,3 miliar penduduk di negara itu.

India melaporkan juga kasus kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir sebanyak 3.915, sehingga total kematian menjadi 234.083 orang.

Para ahli medis memperkirakan jumlah real Covid-19 di India adalah lima hingga 10 kali lebih tinggi dari data resmi.

Perdana Menteri Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan penyebaran gelombang kedua Covid-19, setelah festival keagamaan dan unjuk rasa politik menjadikan puluhan ribu orang menjadi "penyebar super" di India, dalam beberapa minggu terakhir.

Pemerintahannya juga telah dikritik karena keterlambatan dalam program vaksinasi, yang menurut para ahli medis adalah satu-satunya harapan India untuk mengendalikan gelombang kedua Covid-19.

Di sisi lain India adalah pembuat vaksin terbesar di dunia, yang kini berjuang untuk menghasilkan dosis yang cukup untuk membendung gelombang Covid-19.

Modi telah menekankan negara-negara bagian di India harus menjaga tingkat vaksinasi.

Meskipun negara ini telah memberikan setidaknya 157 juta dosis vaksin, tingkat inokulasinya telah turun tajam dalam beberapa hari terakhir.

"Setelah mencapai tingkat sekitar 4 juta sehari, kami sekarang turun menjadi 2,5 juta per hari karena kekurangan vaksin," kata Amartya Lahiri, seorang profesor di University of British Columbia seperti dikutip dalam surat kabar Mint.

Baca Juga: UNESA Gandeng Universitas Islam Madinah Perkuat Mutu Pendidikan dan Jaringan Internasional

"Target 5 juta sehari adalah batas bawah dari target yang harus kita bidik, karena bahkan pada tingkat itu, akan memakan waktu satu tahun bagi kita untuk mendapatkan semua orang menerima dua dosis. Sayangnya, kini situasi sangat suram."

Sejauh ini sistem pelayanan kesehatan India runtuh ketika pasien Covid-19 membludak, dengan rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen medis.

Kamar mayat dan krematorium tidak dapat menangani jumlah orang mati, dan pemakaman darurat kremasi menyebar di taman dan tempat parkir mobil.

 

Menyebar hingga Pelosok

Pejabat federal India mengakui bahwa pandemi corona bergeser ke kota-kota kecil dan daerah pedesaan. Daerah pedesaan di negara bagian Maharashtra di bagian barat India mungkin yang paling parah terkena dampaknya. Di negara bagian ini ada pusat bisnis Mumbai.

Baca Juga: Pesawat Japan Airlines Tabrak Pesawat, 400 Penumpang Selamat

Rajasthan di barat laut India juga melaporkan peningkatan pesat kasus Covid-19 di daerah pedesaan. Sementara penyebaran virus corona di pedesaan Uttar Pradesh dan Benggala Barat mengalami peningkatan yang stabil.

Pejabat departemen kesehatan di Madhya Pradesh mengatakan, penduduk desa yang terinfeksi corona rela menempuh perjalanan jauh ke rumah sakit di Bhopal dan Indore. Banyak dari mereka yang terinfeksi Covid-19 sebelumnya menghadiri festival keagamaan Kumbh Mela.

Komunitas pedesaan meremehkan virus corona Banyak warga menganggap pandemi telah berakhir dan virus corona hanya menjangkiti orang-orang di perkotaan. Akibatnya, gejala Covid-19 disepelekan sebagai penyakit biasa. "Sekarang, karena infeksi meningkat selama gelombang kedua, penduduk desa menyadari keseriusan pandemi corona dan mulai mencari pengobatan," kata Anand Karia dari Misi Kesehatan Pedesaan Nasional kepada DW.

 "Banyak juga orang takut menjalani tes, karena mereka yakin akan tertular infeksi saat menjalani tes. Sekarang, situasi mereka kritis," kata Manoj Verma, seorang dokter dari Ballia, kepada DW.

Mengingat peningkatan eksponensial infeksi corona di Uttar Pradesh, pemerintah pada Rabu (5/5/2021) meluncurkan kampanye selama lima hari untuk deteksi dini Covid-19 pada pasien di desa-desa. Lebih dari 65 persen orang India tinggal di distrik pedesaan, menurut Bank Dunia.

Ahli epidemiologi Prabhat Jha, yang merupakan peneliti utama dari Million Death Study in India, mengatakan kepada DW, setiap tahunnya ada jutaan kematian di pedesaan dan penyebabnya tidak tercatat. Jha tengah melakukan penelitian untuk mengumpulkan data penyebab kematian dini di India. Dia mengatakan mayoritas kematian terjadi di rumah dan tanpa perhatian medis. ne/rt

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU