Siswa Butuh Perilaku, Moral dan Etika

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 12 Feb 2021 21:42 WIB

Siswa Butuh Perilaku, Moral dan Etika

i

Isa Ansori, Pemerhati Pendidikan Jawa Timur

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - HINGGA hampir satu tahun ini, pola sekolah daring harus ada perubahan dalam model Pendidikan. Seperti proses belajar secara daring seperti saat ini merupakan suatu keniscayaan belajar di tengah pandemi.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

Nah, saya melihat, belajar yang paling moderat adalah sekolah daring dilakukan tetapi dikombinasi dengan tatap muka dalam bentuk konsultasi.

Salah satu contoh model konsultasi adalah misalkan sekolah memberikan tugas rumah kepada siswa terkait pengenalan lingkungan. Orang tua sebagai pendamping di rumah, harus mengarahkan anak terkait apa yang bisa dilakukan dalam rangka pengenalan lingkungan.

Selanjutnya hasil dari tugas tersebut, dikirim dan dikonsultasikan oleh siswa ke sekolah. Jadi sekolah bisa membuat jadwal konsultasi. Katakanlah muridnya 30. Konsultasinya bisa 6 orang, sehingga 1 minggu anak punya kesempatan ke sekolah 1 kali untuk ketemu gurunya.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

Akhirnya kekhawatiran orang tua terkait pola kembang anak tadi bisa diatasi. Anak-anak mulai berubah, oh saya sudah sekolah tingkat SMP, saya sudah tingkat SMA. Jadi begitu.

Karenanya, pendidikan tidak hanya mengasah pengetahuan, ada perilaku, ada moralnya, ada etikanya dan itu tidak bisa diwakilkan oleh teknologi sehingga harus ada tatap muka.

Kendati begitu, model belajar di rumah dapat melatih kemandirian siswa. Walau melatih kemandirian, ia berharap kemandirian tersebut juga dapat dipertanggungjawabkan oleh siswa. Cara mempertanggungjawabkannya seperti apa? Yaitu tadi, ada model konsultasi ke sekolah.

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

Soalnya, saya melihat langsung selama ini, orang tua justru mengambil alih peran siswa dalam mengerjakan tugas dari sekolah. Alhasil, tanggungjawab siswa terhadap pendidikannya terabaikan.

Akhirnya anak lari ke tempat-tempat publik. Entah ke warung, ke taman, dan disana bertemu ragam banyak orang. Dan itu berdampak banyak sekali terhadap psikologi. kalau dampak positif oke. Tapi kalau negatif seperti dia diajar merokok, kan anak-anak akhirnya kehilangan kesempatan yang baik, sehingga perkembangannya dia juga tidak akan baik pula. sem

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU