Surabaya Aman Gempa, Hujan Lebat dan Banjir

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 11 Apr 2021 21:13 WIB

Surabaya Aman Gempa, Hujan Lebat dan Banjir

i

Gubernur Khofifah Indar Parawansa di sela-sela kunjungan akibat gempa di Kecamatan Turen- Dampit dan Ampelgading Kabupaten Malang, Minggu (11/4/2021).

 

Meski Demikian Gubernur Jatim Khofifah, Tetap Minta Warga Waspada Terhadap Datangnya Hujan Deras. Terutama di Mojokerto, Malang, Batu, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Blitar, Tulungagung dan Trenggalek

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Ajak Warga Budayakan Tidak Buang Sampah di Saluran Air

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Gempa bumi berkekuatan 6,7 Magnitudo di selatan Jatim, Sabtu (10/4/2021) dan gempa susulan 5,5 magnitudo Minggu (11/4/2021) kemarin masih sisakan berbagai ancaman untuk keselamatan warga Jawa Timur. Ancaman pasca gempa yang dikhawatirkan adalah banjir dan tanah longsor. Atas ancaman ini Gubernur Jatim Khofifah wanti-wanti ke warga, tentang kemungkinan hujan lebat.  Alhamdulillah, informasi dari BMKG, Minggu (11/4/2021) kemarin, meski ada kemungkinan hujan sedang dan lebat, kota Surabaya, diprediksi aman dari banjir dan hujan lebat.

Justru banjir dan longsor bisa melanda daerah pinggiran Surabaya seperti Mojokerto, Malang, Kota Batu, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Trenggalek, Blitar dan Tulungagung.

“Hujan setelah hari Minggu dikhawatirkan akan memperbesar potensi bencana susulan berupa tanah longsor dan banjir bandang karena struktur dan kondisi tanah labil. Kami minta semua warga Jatim tetap waspada, jangan lengah. Jika memang hujan deras, segera jauhi lereng dan hindari berada di lembah sungai. Cari tempat yang aman, lapang tanpa penghalang,” pinta Gubernur Khofifah Indar Parawansa di sela-sela kunjungan akibat gempa di Kecamatan Turen- Dampit dan Ampelgading Kabupaten Malang, Minggu (11/4/2021).

Gempa Sabtu siang, sedikit menggoyahkan warga kota yang berada di gedung bertingkat seperti mall dan apartemen. Sampai sore kemarin tidak ditemukan gedung di Surabaya yang retak, apalagi roboh. Juga tidak ada korban meninggal atau luka.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, tampaknya menaruh perhatian serius atas Gempa hari Sabtu siang. Beberapa jam kemudian, ia menggelar rapat koordinasi bersama pejabat Forkopimda provinsi. Rapat untuk membahas penanganan gempa bumi yang terjadi di laut barat daya Kabupaten Malang siangnya.

“Rakor kami gelar di Grahadi, termasuk kepala daerah yang kabupaten/kota-nya terdampak gempa,” kata Khofifah.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga memerintahkan Tim BPBD provinsi maupun di daerah langsung turun ke titik-titik yang membutuhkan reaksi tanggap kebencanaan serta evakuasi.

 

Presiden Minta Tanggap Darurat

Joko Widodo Presiden menginstruksikan Kepala BNPB, Basarnas, Kapolri, Panglima TNI, serta kementerian/lembaga terkait untuk menangani bencana gempa bumi yang terjadi di Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021) kemarin.

Dalam keterangan yang disampaikan Minggu (11/4/2021) sore ini di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Presiden berbelasungkawa atas jatuhnya korban jiwa akibat bencana alam di Jatim. “Saya juga tadi mendapatkan laporan terjadi gempa susulan pagi hari tadi. Saya sudah perintahkan jajaran terkait segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban yang tertimpa reruntuhan serta segera melakukan perawatan pada korban luka-luka,” ujarnya.

Lebih lanjut, Presiden mengingatkan seluruh kepala daerah meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana alam.

 

8 Kali Gempa Susulan

Sementara, sejak gempa di Malang berkekuatan 6,7 M, Staf Ahi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Pasuruan, Syawal mengungkapkan sejumlah fakta gempa yang terjadi di selatan Jawa Timur, Minggu (11/4/2021). Setidaknya, telah terjadi gempa susulan (aftershock) hingga 8 kali. "Wilayah Jawa Timur, kembali diguncang gempa tektonik. Gempa yang terjadi merupakan gempa susulan ke-8," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa gempa yang terjadi ini sumbernya sama.  Gempa bumi disebabkan aktivitas zona subduksi di mana adanya pergeseran antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. ''Lempeng Indo-Australia menyusut ke Lempeng Eurasia. Mekanisme sumber gempa menunjukkan terjadinya pergerakan naik (thrust fault)," lanjutnya.

Syawal menyatakan, 8 gempa susulan tersebut memiliki kekuatan relatif kecil antara 3,1 hingga 5,5 magnitudo yang tidak berdampak dan tidak dirasakan. Oleh karena itu, ia tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami.

BMKG pun mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, namun waspada. "Gempa susulan masih mungkin akan terjadi, masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya gempa susulan signifikan," katanya.

 

Hindari Bangunan Bekas Gempa

Ia mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak akibat gempa. Adapun guna meminimalisir korban jiwa atas peristiwa tersebut.  Masyarakat juga dihimbau untuk waspada terhadap tindakan kriminal yang bisa terjadi akibat orang yang tidak bertanggung jawab karena memanfaatkan kejadian gempa ini

Baca Juga: Adventure Land Romokalisari Surabaya Ramai Peminat Wisatawan Luar Kota

“Ya biasanya kan ada, mengingat kejadian di Palu kemarin, karena rumahnya banyak yang ditinggal  orang tak bertanggung jawab menjarah barang-barang, jadi warga harus tetap waspada ” Syawal  mengingatkan.

Syawal juga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu yang beredar. Sebab, pascagempa biasanya muncul berita yang mencemaskan. "Waspada berita bohong, silahkan cek applikasi infobmkg dan juga media sosial resmi BMKG," ujarnya.

 

Kawasan Aktif Gempa

Senada juga diungkapkan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono. Menurut Daryono, episentrum gempa bumi Selatan Malang itu berdekatan dengan pusat gempa bumi yang pernah merusak Jawa Timur pada masa lalu, yakni pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972.

Zona gempa bumi Selatan Malang tersebut menurutnya memang merupakan kawasan aktif yang sering terjadi dan dirasakan.

"Zona Gempa Selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan," ujar Daryono dari keterangan tertulis yang diterima Surabaya Pagi.

Daryono menyampaikan pengulangan gempa bumi yang terjadi di Selatan Malang tersebut sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai.

Dia menjelaskan Gempa Selatan Malang yang destruktif ini merupakan alarm untuk semua bahwa ancaman sumber gempa bumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. "Ini (Gempa Selatan Malang) merupakan alarm dan kita patut waspada," tutur Daryono.

 

Tumbukan Dua Lempeng

Sedangkan, Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Amien Widodo menuturkan, gempa yang terjadi di Kabupaten Malang terjadi setelah adanya aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelar Halal Bihalal

Tumbukan lempeng tersebut terjadi sekitar 200 kilometer dari pantai selatan Jawa. “Karena posisi tumbukan miring, maka sepanjang jalur tumbukan dua lempeng tersebut terjadilah gempa,” kata Amien, Minggu (11/4/2021).

Dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini melanjutkan, kejadian ini adalah hal yang lumrah terjadi mengingat letak geografis Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.

Amien mengatakan, bahwa tumbukan dua lempeng tersebut terus mengalami pergesaran yang kecepatannya mencapai 7 centimeter per tahun. Pergeseran akan terus terjadi hingga ada bagian tumbukan yang pecah dan menimbulkan gempa.

“Jalur tumbukan ini berada dari daerah Banten hingga Banyuwangi,” jelasnya.

Beruntung, gempa bermagnitudo 6,7 ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hal ini disebabkan karena pergeseran lapisan terjadi secara horizontal dan tidak menyebabkan gelombang tinggi air laut.

 

Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi

Sementara itu,  Prakirawan BMKG Juanda, Huda menjelaskan musim peralihan saat ini berpotensi munculnya cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim). Mulai dari intensitas hujan yang sedang hingga lebat yang juga disertai dengan petir serta angin kencang, bisa terjadi di beberapa wilayah.

“Kondisi cuaca pada periode ini masih didominasi oleh keadaan berawan sepanjang pagi hingga siang hari, potensi hujan dapat terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dan menuju dini hari pada beberapa wilayah” ujarnya. Minggu (11/4).

Ia menyebut, daerah yang perlu waspada adalah Probolinggo, Mojokerto, Blitar, Malang, Batu, Lumajang, Pasuruan, Situbondo, Trenggalek hingga Tulungagung.

Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan. ana/jk/rif/erk/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU