Yenny Pantas Gantikan Cak Imin

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 16 Apr 2021 21:55 WIB

Yenny Pantas Gantikan Cak Imin

i

Yenny Wahid (kanan) dan Muhaimin Iskandar (kiri)

 

PKB era Muhaimin Iskandar, Dinilai Perkokoh Oligarkis dan Nepotisme

Baca Juga: Wacana Cak Imin Dipilgubkan Jatim, Belum Diseriusi PKB

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Semakin hari isu kudeta di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin hangat. Ratusan kader di daerah mendesak dilakukan Muktamar Luar Biasa untuk mengganti Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB. Saat ini kader PKB di akar rumput yaitu puluhan DPC mendorong nama Yenny Wahid dan Yaqut Cholil Qoumas pantas untuk menggantikan Cak Imin.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, kedua sosok tersebut bisa jadi merupakan sosok kunci. "Yenny dan Gus Yaqut kalau bicara figur iya cukup layak dan sama-sama representasi NU ya," ujar Adi di Jakarta, Jumat (16/4/2021).

 

Tak Ngerti Rules of the Game

Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Maman Imanulhaq, aras usulan itu, meminta pihak-pihak tersebut agar tidak menyebar hoaks. "Ini bulan Ramadhan. Momentum yang tepat untuk menoreh prestasi, bukan menebar hoaks dan iri dengki," kata Maman dalam keterangannya, Jumat (16/4/2021).

Maman menjelaskan bahwa saat ini seluruh pengurus PKB di semua tingkatan dari DPP, DPW, DPC, DPAC dan semua kader sedang bekerja dengan penuh semangat melakukan konsolidasi. Termasuk menyusun strategi pemenangan dan menghadirkan kesejahteraan di semua lapisan masyarakat.

“Karena PKB di bawah Muhaimin Iskandar, berprestasi, wajar ada yang iri dengki," ujarnya.

Terkait dengan tuduhan adanya pelanggaran AD/ART dan lunturnya nilai yang diwariskan pendiri PKB, Gus Dur, Maman justru melihat orang-orang tersebut tidak mengerti rules of the game atau peraturan yang berlaku di PKB.

Maman juga menilai mereka tidak mengikuti ajaran Gus Dur untuk selalu tabayyun atau klarifikasi, bukan berteriak tanpa bukti.

Sebagai orang yang kenal dengan Cak Imin, Maman menilai dia memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, komunikatif, dan terjun di tengah masyarakat untuk mendengar masalah mereka dan mencarikan solusinya.

"Sebagai cucu Pendiri NU, beliau memiliki komitmen yang jelas untuk kaum santri dan pesantren. Yaitu terciptanya sumber daya manusia, santri yang lepas dari kemiskinan, berdaya dalam ekonomi dan memiliki kemampuan menjadi agen perubahan sosial dalam usaha menegakkan nilai peradaban yang maju, damai dan toleran," pungkasnya

 

Bukan Konflik Elite

Problem di PKB sekarang menurut Adi Prayitno, Yenny dan Gus Yaqut, apa bersedia melawan Cak Imin secara terbuka.

"Gus Yaqut tidak mungkin secara konfrontasi menyatakan tegas untuk melakukan bikin MLB tandingan, setidaknya itu yang bisa dibaca," sambung Adi.

Akademisi Universitas Islam Negeri Jakarta tersebut juga bicara bahwa persoalan di internal PKB bukanlah konflik di tataran elite.

"Kalau di PKB konfliknya antara DPC dan pusat, harus diselesaikan sebab pasti ada yang terganggu di bawah itu dengan kebijakan politik elite PKB entah itu apa wallahualam orang tidak ada yang tahu, tapi yang jelas protes ini tidak lahir dalam ruang hampa, tapi lahir dari kebijakan yang tidak memihak mereka, meminggirkan mereka," katanya.

Sehingga, ditambahkan Adi, hingga kini belum ada sosok kunci yang bisa berani melawan Cak Imin.

Baca Juga: Anies-Cak Imin Bersikap: Kita Temukan Rekayasa Regulasi, sampai Intervensi Alat Negara

"Sekalipun ada nama Yenny disebut, ada nama Yaqut, mereka kan tidak mengatakan siap untuk melakukan perlawanan," pungkasnya.

 

Geser Cak Imin

Saat ini, sejumlah kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di daerah mendesak untuk Muktamar Luar Biasa (MLB).

Mereka beralasan telah terjadi pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) hasil Muktamar Bali 2019.

Para kader di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) merasa perlu adanya evaluasi lewat MLB.

Terutama untuk menggeser Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dari kursi Ketua Umum PKB.

Bahkan mereka tengah membahas dan memunculkan dua nama untuk menggantikan Cak Imin dari kursi Ketua Umum.

Kedua nama itu adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut dan Putri Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid, yakni Yenny Wahid.

"Yenny Wahid atau Menteri Agama untuk mengganti Cak Imin" ujar seorang eks pengurus PKB , Rabu (14/4).

Menurutnya, saat ini sudah terdapat 200 DPC yang menyuarakan untuk mendesak diselenggarakan MLB PKB. Rencananya akan ada pertemuan akbar antar DPC setelah bulan ramadhan.

Baca Juga: 'Islah Politik' Cak Imin

"Syawal. Tidak enak berantemnya bulan puasa," ucapnya.

Para DPC akan meminta nasehat dari para kiai sepuh untuk menyelamatkan PKB. "Syawal itu DPC-DPC kumpul semua, meminta para kiai sepuh, PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) untuk mengambil alih PKB yang sudah ke luar dari AD/ART partai," ujarnya.

 

Buka Suara Lewat Imron

Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid buka suara terkait isu Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB untuk menggantikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Yenny meminta agar para sesepuh mengingat Cak Imin. Pasalnya, Cak Imin dinilai menunjukkan watak oligarkis yang tidak sehat bagi perkembangan demokrasi.

"Mbak Yenny sudah mendengar berita-berita menyangkut dinamika internal PKB setelah dilangsungkannya muscab serentak tahun 2021 yang menimbulkan ketidakpuasan pengurus daerah. Dalam pandangan kami, PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar semakin menunjukkan watak oligarkis dan nepotisme yang tidak sehat bagi pengembangan demokrasi," kata juru bicara Yenny Wahid, Imron Rosyadi Hamid, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/4/2021).

Yenny Wahid, kata Imran, menginginkan agar Cak Imin kembali kepada sejarah partai. Imran lantas menyinggung terkait masa lalu Cak Imin dengan pelengseran Gus Dur.

"Kami mengetuk kesadaran semua pihak, termasuk internal DPP, bahkan para sesepuh agar mengingatkan Muhaimin Iskandar dan lingkaran elitenya untuk kembali kepada sejarah awal berdirinya partai, termasuk sejarah masa lalu Cak Imin dalam memperlakukan Gus Dur dalam konflik PKB yang masih terus diingat warga NU," ujarnya.

Lebih lanjut, Imron mengatakan bahwa Yenny Wahid khawatir diamnya para sesepuh terkesan melindunggungi Cak Imin. Bagi meraka, Gus Dur tidak hanya sekedar pendiri partai namu juga cucu pendiri NU.

"Gus Dur tidak sekadar pendiri PKB, tetapi juga cucu Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama yang seharusnya tidak diperlakukan seperti itu. Kami khawatir, diamnya para sesepuh akan dianggap sebagai upaya perlindungan kepada Cak Imin, yang memiliki sejarah kelam terhadap Gus Dur sehingga berdampak pada penilaian negatif kalangan akar rumput terhadap para sesepuh. Kesadaran kolektif diperlukan agar proses demokrasi di PKB kembali bisa berjalan normal," pungkasnya n erc/jk/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU